Anak-anak & Aku

“Mum I’m all grown up now
It’s a brand new day
I’d like to put a smile on your face every day”

“Mum I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face every day”

Maher Zain-Number One For Me

Kemarin iseng ngerekam lagu ini sama temen, namanya morin hehe. Doi bawa gitar, lumayan jago untuk yg gress banget bisa main gitar mah 🙂

That was fun, let’s recording again mo..

But despite all, agak tercenung saat menyanyikan lagu ini berulang-ulang. Its so true. I’m all (really) grown up now! Bagaimana tidak, i’m becoming a mother, insya Allah in a couple of months.

Tidak bisa saya pungkiri, being prenant is one of the most amazing thing in my life. Later, kata temen, kita bakal jadi tambah sayang banget sama Ibu kita, once we give a birth. Aamiin.

Well..
Mau berbagi cerita yaa tentang aktivitas selama hamil 🙂

I would start with..
I have never like children..
Yaa.. saya sesungguhnya tidak begitu tertarik atau menyukai anak-anak. Saya sangat menikmati pergaulan saya yg metropolis dengan teman-teman dan kurang sensitif terhadap dunia anak-anak.

This was going on up until I met my husband. Bertolak belakang dengan suami saya yg memiliki background pendidikan dan sangat menyukai anak-anak.

Beliau sangat antusias dan mampu dengan mudah akrab dengan anak-anak. Tidak membedakan anak yang satu dengan yang lainnya. Interaksi beliau pertama kali dengan anak-anak yang saya lihat adalah ketika saya berkunjung untuk pertama kali ke rumahnya untuk diperkenalkan ke keluarganya.

Berkumpulah keponakan-keponakan beliau yang masih kecil. And I see how lovely he is dalam bermain dengan keponakannya. Dengan luwes beliau mengasuh mereka.

Disitu pula saya tersentuh dan merasa, jika pada anak orang lain saja dia sangat sayang, apalagi pada anak sendiri nanti. I’m sure, he’ll become a great father 🙂

Sejak saat itu saya mulai mengasah sensibilitas saya terhadap anak-anak. Dengan masukan-masukan dari suami ditambah kehamilan saya, saya pun mulai senang melihat, mendengar dan mulai berinteraksi dengan anak-anak.

Kemudian, saya memutuskan untuk bergabung menjadi salah satu fasilitator di SBBH (Sekolah Bermain Balon Hijau). Dimana banyak sekali anak-anak yang lucu belajar disana dari usia 1,5-4 tahun.

image

What can I say.. i fall for the kids. Ternyata memang benar mengajari anak kecil itu lebih sulit ketimbang mengajari anak SMA. Pendekatannya juga harus lembut, kita terlebih dahulu harus masuk ke dunia mereka dan berbicara sesuai dengan bahasa anak-anak. Simpelnya, kita yang lebih dewasa yang mengikuti cara berpikir anak-anak ini.

Alhamdulillah meski awalnya nervous luar biasa, sekarang sudah lebih rileks ketika mengajari anak-anak. Bahkan saya menemukan bakat terpendam saya, yaitu menggambar dan mendongeng. Ternyata saya mampu membuat anak-anak tertarik dengan cerita yang saya buat.

Dengan beraktivitas di SBBH pula, saya makin memahami psikologi anak yang berbeda-beda, bergantung pada pola asuh orang tua mereka juga.

Semakin menyelami dunia anak, saya semakin tahu betapa berharganya usia golden age. Dan saya pun makin mencari ilmu mengenai bagaimana mendidik anak dengan sebaik-baiknya.

Yap, hopefully I could be a great mom.
Aamiin 😉