Tips Selamat, Aman & Nyaman Terbang Bersama Anak #MyVlog

 

IMG_20170321_152822

Assalamu’alaykum. Good night everyone 🙂 tilawahnya sudah berapa juz nih Moms? Semangat selalu ya untuk bisa tetap shaum, tilawah, itikaf dan melakukan ibadah lainnya semampu kita di bulan Ramadan yang tinggal hitungan hari ini, mengingat tugas utama kita sebagai seorang istri dan ibu pastinya kita harus disiplin dan cermat membagi waktu. Oia buat Mommies yang mau membawa anak itikaf, ada tips dari sahabat saya untuk memilih Masjid yang akan dijadikan tempat itikaf ya, silakan mampir ke Cici, Itikaf Bareng Duo Bocil Butuh ‘Strong Why’

Minggu ini juga pasti ada Mommies yang mulai memanggang kue lebaran, bikin kukis apa saja nih? kalau saya baru belajar bikin kastangel dan sugar cookies. Insya Allah minggu ini mau mencoba bikin putri salju, almond crispy cookies, choco crunch cookies, apple cake daaan banyak lagi kepengen mah. Doakan agar terealisasi semua ya. Amiiin.

Selain itu mungkin ada Mommies yang sudah siap-siap packing untuk mudik. Nah spesial buat Mommies yang mau mudik menggunakan pesawat bersama anak, saya dan adik saya minggu lalu bikin vlog tentang Tips Terbang Kembali Selamanya. Wah apa itu? hehe ini adalah singkatan dari Tips Selamat, Aman dan Nyaman Terbang Bersama Anak. Simak video di https://www.youtube.com/watch?v=kWw3TKdjwvw

 

Meski kami belum pernah mudik naik pesawat, seringnya sih naik mobil, namun dari pengalaman traveling sama anak, ada beberapa hal yang bisa saya bagi buat Mommies yang akan terbang bersama anak ya.

Tips-nya antara lain :

  1. Pilih maskapai yang track record-nya bagus dan pesan tiket jauh-jauh hari supaya kita bisa mendapatkan tiket promo or at least ga kehabisan kursi.
  2. Sebelum berangkat, buatlah ceklist barang bawaan dan bawa barang seperlunya. Kalau saya biasanya bawa 1 koper + 1 ransel. Di koper mostly isinya baju dan ransel berisi dokumen yang penting, seperti dompet, kartu identitas, baju ganti, mainan dan bekal anak. Siapakan juga surat rekomendasi dari Dokter jika ibu Mommies yang berpergian sedang hamil ya.
  3. Usahakan untuk check in online dan memilih nomor kursi kita. Datanglah 1 jam sebelum keberangkatan domestik dan 2 jam untuk keberangkatan internasional.
  4. Saat di pesawat, perhatikan/baca safety instruction. Jangan lupa pakai seatbelt dan pakaikan juga pada anak ya.
  5. Bawalah mainan anak, buku cerita, buku gambar dan alat mewarna untuk mengisi kegiatan anak selama penerbangan. Jangan lupa senyum dan sapa penumpang di kiri kanan kita ya.
  6. Never make a job about BOMB!
    Hal ini diatur dalam UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan yang berbunyi, “Menyampaikan informasi palsu, bergurau atau mengaku-ngaku membawa BOM di bandaran dan di pesawat udara, dapat dikenakan pidana penjara”. 
  7. Last, berdoa dulu ya sebelum terbang, agar kita diberikan keselamatan, lebih merasa aman juga aman selama perjalanan.

Vlog ini juga saya ikutsertakan dalam #vlogcompetitionDJPU #selamanyaDJPU yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan. Therefore, ditunggu yaa kunjungan teman-teman ke vlog perdana saya ini, hihi. One more time, ini dia link-nya https://www.youtube.com/watch?v=kWw3TKdjwvw

Happy watching, I hope I give enough information to you and you guys enjoy the video.
I’ll be glad to receive your comments too on that vlog 🙂 

Selamat mudiiik, have a safe flight yaa. 

Sebelum kau melangkah
Keluar dari rumah
Ingat-ingatlah wajah
Yang menunggu tanpa lelah

Kehadiranmu manis
Untukmu terbang kembali
Pulang ke rumah kita
Tuk bersama selamanya

– Jingle Selamanya DJPU

 

 

Banana Oat Pancake Made By Aisya #DIYPOPUPBOOK

18888575_255130978302375_7261884859595882496_n

 

The best toys a child can have is a parent who gets down on the floor and plays with them

– Bruce Perry

Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamu’alaykum Mommies, rumah adalah tempat teraman dan ternyaman bagi anak untuk beraktivitas, di dalam rumah anak kita bisa memainkan apa saja dan kalau sudah selesai bermain, bisa kita bereskan bersama. Agar anak saya tidak bosan main di rumah, kadang saya mengajaknya jalan-jalan ke playground atau disiasati dengan membuat karya bersama, seperti proyek kami yang satu ini.

Alhamdulillah Ramadan kali ini, saya dan putri saya berhasil membuat satu karya bersama, yaitu DIY Pop Up Book. Sudah lama sekali saya ingin membuatkan buku cerita yang ide-nya diambil dari aktivitas Aisya sehari-hari. Nah, karena Aisya suka sekali sama pancake, tercetuslah ide untuk membuat buku dengan judul Banana Oat Pancake Made By Aisya.

Membuat Mainan Edukatif Yang Aman Untuk Anak

Mainan yang bersifat edukatif akan memberi nilai tambah dalam pengerjaannya dan saat dimainkan, oleh karena itu saya memilih untuk membuat DIY Pop Up Book ini dengan anak saya. Selain modal-nya lebih terjangkau dengan bikin sendiri, bikin Pop Up Book juga relatif aman. Bahan-bahannya sederhana, mudah di dapat dan pengerjaanya tidak sulit. Pilihan kertas tentunya berpengaruh ya, pilihkan kertas yang aman digunakan anak, tidak berbau dan sisi-sisinya tidak terlalu tajam. Ada kan kertas yang bisa menggores kulit jari kita.

Awasi juga ketika anak kita melakukan aktivitas menggunting. Saya mempercayakan Aisya untuk menggunting karena Aisya sudah tahu cara menggunting dan bisa menggunting dengan baik, Alhamdulillah selama pembuatan proyek ini tangan Aisya belum pernah berdarah karena tidak sengaja ikut tergunting. Gunakan juga lem kertas atau double tip yang tidak akan lengket sehingga mengurangi kekhawatiran kalau-kalau lem-nya menempel di jari anak dan susah dibersihkan.

Kenapa Pop Up Book? 

Ini dia sneak peak isi buku-nya, lucu dan colorful kan?

Kenapa Pop up book dan bukan buku cerita biasa? alasannya supaya lebih interaktif dan unik. Memang sih waktu pengerjaannya cukup lama, harus sabar mewarna, menggunting, menempel dan menyatukan semua halaman. But really its worth to try! Mommies sudah hapal dong ya, kalau harga buku Pop Up Book itu lebih mahal dari buku cerita anak biasa. Dan ternyata kalau bikin sendiri modalnya tidak terlalu besar lho, contohnya untuk bikin #DIYPopUpBook ini, kami hanya memerlukan kertas warna ukuran A4, buku gambar/HVS, crayon, spidol, gunting dan double tip yang ketika ditotalkan hanya butuh merogoh kocek sebesar Rp. 26.500 dengan rincian sebagai berikut :

  1. Kertas warna 3 pack Rp. 15.000
  2. Buku Gambar Rp. 3.000
  3. Double Tip Rp. 8.500

Untuk gunting, spidol dan crayon tidak dihitung ya karena sudah tersedia di rumah. Bagaimana, modalnya terjangkau kan? tentu Pop Up Book-nya sederhana saja karena ini adalah proyek Ibu-anak, hal yang terpenting adalah value-nya sampai ke anak dan kita bisa menghabiskan waktu untuk bekerjasama merampungkan proyek DIY Pop Up Book ini.

Dalam membuat DIY Pop Up Book ini saya lebih banyak menggambar, lalu Aisya mewarnainya dengan crayon dan menggunting beberapa gambar yang sudah diwarnai. Lem yang kami gunakan adalah double tip agar lebih kuat saat halaman yang satu ditempelkan ke halaman yang lain. Dengan isi buku yang berwarna-warni serta pop-up, Aisya jadi lebih bisa menghidupkan isi cerita, dibantu dengan tulisan yang sudah saya buat di tiap halaman.

Sebetulnya ini adalah DIY Pop Up Book kedua yang kami buat, yang pertama lebih simpel. Kami hanya menggambar, mewarnai, kemudian menempelkan gambar-gambar tersebut di buku gambar yang kami beli di warung. Isinya juga beragam, belum jadi satu cerita seperti ini. Jujur saya senang sekali ketika akhirnya buku Banana Oat Pancake Made By Aisya ini selesai setelah tertunda karena Aisya sempat demam. Demamnya sepertinya disebabkan terlalu lelah berpergian dari Bintaro – Bandung – Banjaran – Bandung, jadi sebelum kembali ke Bintaro saya memberinya Tempra Syrup . 

Tempra Syrup ini baru pertama kali saya minumkan pada Aisya mengingat panasnya cukup tinggi saat itu, yaitu 38 dercel. Aisya menyukai buah anggur, that’s why suami membelikan Tempra Syrup  rasa anggur agar Aisya mau meneguknya. Saya cukup percaya diri memberikan Tempra Syrup rasa anggur untuk Aisya karena sirup ini dapat dikomsumsi oleh anak berusia 1-6 tahun dimana, setiap 5 ml Tempra Syrup mengandung 160 mg paracetamol yang bekerja sebagai antipiretika pada pusat pengaturan suhu di otak dan analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. Untuk anak berusia 2-3 tahun anjurannya adalah memberikan 5 ml Tempra Syrup, kita tidak perlu bingung karena tersedia gelas takar di dalam kemasannya. Alhamdulillah setelah minum Tempra Syrup, istirahat dan makan yang cukup, demam Aisya segera hilang sehingga kami bisa kembali ke Bintaro untuk melanjutkan proyek DIY Pop Up Book ini. Saran penggunaan, dosis dan kandungan dari sirup ini bisa dilihat di kemasannya ya, atau Mommies bisa klik Tempra Syrup untuk mendapatkan keterangan yang valid.

Balik lagi ke DIY Pop Up Book, saya mau membahas lebih banyak tentang isi buku-nya ya. Isi buku ini terinspirasi dari Aisya yang suka bikin pancake. Pada awalanya Aisya hanya bertugas mengocok telur, sekarang Aisya sudah bisa menuangkan susu cair, menambahkan tepung oat, garam, gula, memasukkan mashed banana dan mengaduknya. Untuk mentega leleh masih saya yang menambahkan, setelah semua teraduk rata, giliran saya deh yang memanggangnya di atas teflon. Kalau pancake-nya sudah jadi, kami akan menghiasnya dengan beberapa toping. Tergantung isi kulkas juga sih, kalau lagi ada es krim, pakai es krim. Kadang hanya pakai selai cokelat atau parutan keju dan susu kental manis. Kami memang sering menggunakan tepung oat dan pisang dalam adonan pancake, tujuannya agar pancake-nya mengenyangkan dan lebih sehat.

Mengenai bahan-bahan dan alat yang kami gunakan untuk membuat pancake juga kami ceritakan di buku ini, bahkan saya membuatkan satu halaman berisi buah pisang besar yang bisa ditarik pisangnya juga miniatur dapur dan pilihan topingnya. Spesial buat para Mommies yang tertarik untuk bikin DIY Pop Up Book dengan buah hati, berikut step by step cara pembuatannya ya.

Cara Membuat DIY Pop Up Book

  1. Siapkan kertas warna berukuran A4, saya menggunakan 3 warna yaitu pink, biru dan kuning sebagai basic dari buku yang akan kita buat.
  2. Sediakan juga buku gambar/HVS untuk menggambar, gunting, double tip, dan alat mewarna seperti crayon dan spidol, bisa juga menggunakan cat air/pensil warna.
  3. Carilah ide apa yang akan diceritakan pada Pop Up Book yang akan kita buat, kemudian buatlah story line sederhana berupa sketsa apa saja yang akan kita ceritakan di tiap halamannya, lengkap dengan ilustrasi gambar. Story line yang saya tulis di diari ini menjadi panduan saat mengerjakan DIY Pop Up Book di kertas warna.
  4. Dari story line yang sudah kita reka, kita akan tahu berapa banyak halaman yang akan kita buat. Setelah jumlah halaman kita ketahui, kita bisa mulai melipat beberapa kertas warna A4 menjadi dua bagian layaknya buku.
  5. Mulailah menggambar dan minta anak kita untuk mewarnainya. Beri mereka kebebasan untuk berkreativitas. Karena proyek ini waktu pengerjaannya cukup lama, kegiatan ini bisa dijadikan agenda harian juga ya Mommies. Misal hari ini mewarnai gambar pada halaman pertama, besoknya mewarnai gambar pada halaman kedua, mengguntingnya lalu menempelkannya.
  6. Tentukan halaman mana saja yang ingin dibuat timbul, dan bagaimana metode pop up-nya. Saya pribadi membuat variasi pop up, untuk tulisan bismillah di awal halaman bisa langsung tegak berdiri ketika halamannya dibuka dengan menempelkan ujung kertas HVS ke dua sisi halaman. Sedangkan untuk pengenalan diri Aisya dan saya, saya gunting bagian tengah kertas warna agar gambar saya dan Aisya bisa menempel di sela-sela halaman ketika dibuka. Salah satu bagian yang paling menarik adalah halaman berisi buah pisang besar yang ceritanya ketika kulitnya kita kupas, maka buah pisangnya bisa kita tarik, dan satu lagi miniatur dapur timbul yang berwarna cerah berisi oven, kompor dan lemari dapur.
  7. Izinkan anak kita untuk ikut menggunting gambar-gambar yang sudah diwarnai, tidak terlalu rapi tidak masalah. Semakin artistik bentuknya, ini menunjukkan keterlibatan anak kita yang cukup besar dalam pembuatan Pop Up Book-nya.
  8. Menempel menggunakan double tip adalah ide saya setelah mencoba me-lem menggunakan lem kertas dan tidak rekat sempurna. Dalam hal menempel, Aisya membantu saya menggunting double tip-nya dan membuka bagian atas double tip yang sudah direkatkan ke gambar/kertas warna.
  9. Setelah semua proses menggambar, mewarna, menggunting dan menempel potongan gambar selesai, kita bisa mulai menambahkan tulisan di tiap halamannya. Buatlah se-kreatif mungkin, minimal dengan warna yang berbeda agar anak kita makin asik membacanya. Saya menggunakan spidol warna dan menulis di kertas HVS, latar berwarna putih membuat tulisannya lebih terlihat cantik.
  10. Terakhir, rekatkan sisi halaman yang tidak berisi gambar maupun tulisan dengan sisi halaman lain menggunakan double tip sampai semua halaman menyatu dan menjadi sebuah buku. Oia jangan lupa beri judul yang menarik di sampul bukunya ya.
  11. Taraaa DIY Pop Up Book pun jadi, kini buku ini bisa dinikmati dan dibaca kapan saja oleh anak kita. Aisya kadang meminta saya membacakannya, tapi ia juga sering membacanya sendiri sambil memainkan gambar-gambar di dalamnya, seperti ini, Aisya sedang mengembangkan dialog antara saya dan Aisya sambil menggoyang-goyangkan gambar kami.

 

Saat DIY Pop Up Book berjudul Banana Oat Pancake Made By Aisya ini jadi, saya merasa senaaang sekali. Alhamdulillah akhirnya punya buku hasil karya saya dan Aisya yang bisa ikut dipajang di rak buku bersama buku-buku anak lainnya dan bisa dibawa, dibaca kapan saja. Bagaimana Mommies? seru kan bikin DIY Pop Up Book dengan anak? terkadang mainan untuk anak itu tidak harus mahal ya, bikin DIY Pop Up Book sederhana seperti ini bareng-bareng sama anak justru lebih berkesan dan bikin kita bisa lebih menghargai bukunya. Membuat Pop Up Book bersama anak juga melatihnya untuk bisa menciptakan mainannya sendiri, bukan mustahil kenangan dan ilmu yang anak kita dapatkan saat masih kecil memicunya untuk lebih bersemangat menghasilkan karya-karya yang lebih bagus di masa depan, kan?

Versi lengkap dari cerita Banana Oat Pancake Made By Aisya ada di channel youtube saya ya, ini link-nya https://youtu.be/d4EJRcdB-sg silakan mampir ya Mommies.

Yuk ciptakan mainan edukatif yang aman bersama anak seperti DIY Pop Up Book ini agar kreativitas anak kita makin terasah 🙂

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Nasi Goreng Sarden #MenuBukaPraktis

IMG_20170530_200636

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Ramadan kali ini mengajarkan saya untuk bisa disiplin. Saya mulai disiplin untuk tidur paling lambat pukul 11 malam dan bangun pukul 3 pagi untuk menyiapkan sahur. Pagi hingga sore pun saya menjadwalkan apa-apa yang harus saya kerjakan sambil menghemat tenaga dan tetap menemani anak saya beraktivitas.

Ada kalanya saya cukup lelah sehingga meminta adik ipar untuk membeli lauk untuk berbuka, mengajak suami makan di luar rumah, maupun memasak yang praktis. Nah buat Ibu-ibu yang juga suka dengan menu yang praktis, saya mau berbagi resep ya. Ini adalah nasi goreng sarden yang saya buat minggu lalu, terinspirasi dari salah satu makanan yang saya coba saat di Bangkok, yaitu nasi goreng sarden. Bikinnya sangat praktis dan hemat waktu. Rasanya? Sedaaap sekali.

Baca juga : 9 Makanan Yang Wajib Kamu Coba Saat Ke Bangkok

Untuk membuat nasi goreng sarden ini kita hanya membutuhkan sekaleng sarden instan beserta bumbu lainnya, mau tau apa saja? Ini dia 🙂

IMG_20170530_172022

Bahan Memasak 

  1. Sekaleng sarden (rasa sesuai selera)
  2. 3 siung bawang merah
  3. 3 siung bawang putih
  4. Bawang daun secukupnya
  5. Minyak untuk menumis
  6. 1 butir telur
  7. Sepiring nasi

Cara Memasak

  1. Iris bawang merah, bawang putih dan bawang daun
  2. Tumis bawang merah dan bawang putih di wajan berisi minyak sayur
  3. Setelah tercium harum bawang, tambahkan telur dan orak arik
  4. Tuang seluruh isi di kaleng sarden, aduk rata
  5. Tunggu hingga cairan dari sarden agak surut baru masukkan nasi, goreng hingga semua bumbu meresap
  6. Masukkan irisan bawang daun di akhir agar masih fresh ketika dimakan
  7. Setelah matang sajikan, taburi Bon Cabe teri bila perlu

Untuk memasak nasi goreng sarden ini saya tidak menambahkan garam atau penyedap rasa lainnya karena sarden-nya sudah membumbui semuanya. Rasanya enak banget lho! kalau biasanya saat buka saya ngemil dulu, saat masak ini saya langsung ambil piring dan makan dengan lahap. Oia saya tambahkan Bon Cabe teri karena saya suka varian ini plus nasi goreng sardennya tidak terasa pedas, bisa juga dengan memberi irisan cabe rawit ya. Aisya juga suka nasi goreng-nya 🙂 Alhamdulillah.

Yuk Mam, yang mau masak praktis untuk berbuka coba resep ini.

 

 

 

NGE-BLOG DARI HP #OdopRabuBerbagi

18700549_10155968844512908_2139041413719459451_o (1)

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Rabu, 24 Mei 2017 Alhamdulillah saya bisa mengisi Rabu Berbagi Ilmu Minggu ke-21 di WAG Odopers mengenai isi blog saya, salah satunya tentang nge-blog dari HP. Banyak yang kaget ketika mengetahui saya nge-blog 90% HP dan 10% menggunakan laptop. Selain berbagi tentang nge-blog dari HP, saya juga sharing konten di blog saya yang memuat cerita inspiratif dari teman-teman saya sendiri yang terangkum dalam Cerita Ibu Muda membahas apa yang saya dapat dari Traveling Keluarga dan saya juga sempat meminta masukkan dari teman-teman Odopers agar blog saya semakin baik kualitasnya.

Nah di postingan kali ini saya akan mengulas kembali apa yang saya bicarakan dengan teman-teman Odopers di Rabu Berbagi Ilmu Bersama Sundari Eko Wati, dimulai dari perkenalan lalu lanjut ke diskusi yaa. Sebelumnya The Shanty mengirimi saya beberapa pertanyaan yang perlu saya jawab untuk membantu teman-teman ODOPers mengenal saya lebih jauh. Apa yang saya tuliskan disini diambil dari chat di WAG ODOP ya, please take a seat and enjoy what I share 😊

Kenalan Dengan Sundari

Nama saya Sundari Eko Wati, biasa disapa Ai. Sebetulnya ini nama panggilan dari sahabat saya, Nunu, yang kemudian diikuti oleh teman-teman yang lain. Banyak yang bilang Sundari itu kepanjangan sehingga saya pun lebih senang memperkenalkan diri saya sebagai Ai. Ai kecil lahir dan besar di Bandung, setelah meraih gelar S.Si dari Institut Teknologi Bandung di tahun 2011, saya bekerja di Jakarta. Pasca resign dan menikah, saya pindah ke Bintaro bersama suami dan anak saya, Jasmine Aisya. Buat teman-teman yang ingin mengenal saya lebih jauh boleh follow Instagram saya ya, search saja @sundarieko atau klik link ini https://www.instagram.com/sundarieko/

Gabung dengan Komunitas mana saja?

Saya hanya aktif di 3 komunitas, realistis saja karena saya ingin lebih professional dalam mengurus anak. Kalau terlalu banyak ikut grup harus siap dengan berbagai agenda grup juga ya, harus lebih pintar bagi waktu. Jadi for now, 3 grup ini cukuplah untuk menambah teman, wawasan dan menjadi sarana untuk mengaktualisasi diri.

  • Ibu Ceria (Cerita dan Anak)
    Grup Ibu Ceria ini adalah komunitas yang saya ikuti pertama kali setelah menjadi ibu dan stay at home. Meski hanya bertemu via WA namun grup ini memberi banyak sekali manfaat untuk saya. Grup WA Ibu Ceria memiliki jadwal tersendiri, kapan ada PIC dengan nara sumber, ada juga jadwal diskusi mingguan dan tugas bulanan. Para anggotanya didorong untuk bisa bergantian menjadi moderator dan notulen untuk setiap PIC, beberapa naras umber yang pernah saya moderator antara lain Dokter Gigi yang membahas tumbuh kembang gigi anak dan PIC Bersama psikolog yang mengupas tentang Post Partum Depression. Ya di grup ini memang kami lebih banyak berbicang-bincang mengenai anak dan ibunya.
  • One Day One Post #ODOPfor99days
    Saya suka nge-blog tapi sangat jarang, tahun ini saya ingin mencoba rutin nge-blog. Dengan mengikuti grup ODOP, mau tidak mau saya jadi lebih termotivasi dan terstruktur dalam menulis, tidak lagi 1 bulan 1 post atau baru 6 bulan kemudian di update, tapi saya jadi rutin menulis dengan teratur di blog minimal 1 post per minggunya. Hal ini membuat saya lebih produktif, terimakasih ODOP.
  • Emak Blogger dan Indonesia Female Blogger
    Saya baru saja join dan approved untuk masuk ke komunitas Emak Blogger dan Indonesia Female Blogger, mungkin nanti mau nambah hehe. Tujuannya supaya terkoneksi dengan lebih banyak blogger, belajar dari blogger-blogger kece dan melebarkan sayap di dunia blogging.

Tahu #ODOPfor99days darimana?

Dari teman saya namanya Afina Raditya yang tahun lalu berpartisipasi dalam #ODOPfor99days juga 😊

Apa buku dan penulis favoritmu?

Buku yang berjudul Perkawinan Idaman karya Syaikh Mahmud Al-Mashri.

Mengapa suka buku dan penulis ini?

Saya suka buku-buku yang berhubungan dengan psikologi, termasuk buku yang memuat psikologi pernikahan. Di dalam buku Perkawinan Idaman ada banyak pelajaran, tuntunan, pemaparan psikologi pria dan wanita, meski tidak sebanyak buku karya John Gray dan Salim A Fillah yang berjudul Bahagianya Merayakan Cinta. Dijelaskan juga sikap-sikap yang wanita harapkan dari suaminya, begitu pun sebaliknya dan tantangan-tantangan yang biasa muncul dalam pernikahan serta pahala di dalam rumah tangga yang semuanya itu dipandang dari kacamata Islam.

Dengan membaca buku ini, saya jadi tahu kalau Allah SWT sangat memandang sakral pernikahan, its something beautiful and worth to fight for.

Buku psikologi fits me well, it such a self-theraphy. Kini setelah saya menikah, saya butuh sekali pedoman untuk bersikap dalam rumah tangga, saya akhirnya sadar bahwa sebuah peradaban yang baik berasal dari kumpulan keluarga keluarga yang baik, akar dari keluarga yang baik adalah terjalinnya hubungan dan komunikasi yang bagus dalam sebuah keluarga antar pasangan, juga orang tua dan anak. Semuanya penting. Di antara berbagai literatur yang ada, kebingungan dalam hubungan, ego yang kadang muncul, how Islam see this really help to me to get back into the right track.

Pada akhirnya menjalani pernikahan adalah bentuk ibadah pada Allah SWT, when we get married, we not only make a vow to our spouse but also to Allah SWT.

Masih belajar sih, hehe.

Suka menulis tentang apa saja?

Pada awalnya saya suka menulis tentang apa saja yang ada di kepala saya, mostly selftalk, kembali berhubungan dengan psikologi saya. Pandangan-pandangan saya tentang keluarga, anak, pernikahan. Saya butuh satu tempat yang bebas bagi saya untuk menguraikan berbagai hal yang ada di pikiran saya tanpa takut di-judengane. Saya punya diari tapi sejak mengenal blog saya lebih suka menulis di blog tepatnya di sela-sela waktu bekerja (saat masih ngantor) dan saat itu blog saya tidak saya publikasikan pada teman-teman. Kalau ada teman yang tahu dan baca tulisan saya, ya silakan, tapi basically saya tidak mempromosikan blog ini.

Setelah menikah dan resign, saya jadi jarang nge-blog, masih nulis-nulis siih tapi topiknya seputar resep masak dan yang ringan-ringan, bukan perenungan super dalam seperti tulisan terdahulu. Dalam setahun paling hanya memposting 5 tulisan hehe. Anak saya kemudian lahir, banyak lagi dinamika baru yang saya alami, ini membuat saya merasa butuh sharing dan kangeeen sekali nge-blog.

Akhirnya saya bikin satu kategori baru di blog saya, yaitu Cerita Ibu Muda yang berisi obrolan saya dengan teman-teman tentang kehidupan mereka sebagai istri dan ibu, lika-liku yang dihadapi, latar belakang dan aktivitas mereka saat ini, impian mereka, apa arti anak bagi mereka, bagaimana menghadapi anak saat tantrum, bagaimana menyeimbangkan waktu di rumah dengan kerjaan yang seabrek untuk ibu yang bekerja, bagaimana mengusir kegalauan karena memilih menjadi IRT meski telah menempuh pendidikan hingga S2, dan sharing banyak hal lain yang menguatkan saya pribadi.

I get so many inspirations from my friends Alhamdulillah 🙂 sampai saat ini saya masih suka ngobrol asik/meng-interview beberapa teman yang bersedia bercerita tentang kehidupan rumah tangga mereka. Dengan begini saya merasa not alone sebagai new mom in the motherhood world, banyak ibu lain yang juga menghadapi banyak tantangan dalam rumah tangganya. It makes me stronger 🙂

Awal tahun ini, saya memutuskan untuk lebih rutin menulis, niat awalnya sih nabung amal jariyah, harapannya tulisan saya bukan sekedar sharing saja tapi juga memberi manfaat bagi pembacanya. Anak saya, Aisya sudah 3 tahun, sudah tidak begitu nempel seperti 2 tahun pertama, mulai timbul keinginan dari dalam diri saya untuk berkarya dari rumah, dan saya rasa menulis bisa jadi jalan amal untuk saya menebar manfaat. Saya juga ingin bergabung ke komunitas menulis, supaya banyak teman dan terpicu untuk mengasah kemampuan menulis saya. Tulisan saya berubah dari yang asalnya hanya untuk konsumsi pribadi, jadi lebih ke berbagi hal-hal yang harapannya bisa dinikmati banyak orang. Saya mulai berani mempromosikan blog sederhana saya hehe. Beruntung sekali suami saya suka traveling, awalnya ngga kepikiran menuliskan tempat-tempat yang kami kunjungi, lama-lama saya pikir kenapa tidak saya tulis saja ya? Sambil mencantumkan hal-hal informatif dalam rekam jejak perjalanan kami. Nah cerita traveling keluarga ini sekarang ikut meramaikan isi blog gado-gado saya.

Dulu sekali saya suka menulis puisi dan cerpen, now not anymore 🙂 masih ada sih kategorinya di blog, isinya postingan lama. Jadi kalau ditanya saya suka menulis tentang apa saja? Jawabannya banyak juga, ada tentang parenting, rumah tangga, my thoughts about something, aktivitas Aisya, traveling, cerita ibu muda, resep masak dan kayaknya mau nambah satu kategori lagi yaitu review (mau belajar ngereview buku/produk gitu).

Share dong link salah satu tulisan terbaikmu dan mengapa suka tulisan ini?

Saya suka tulisan saya yang ini Belajar Jadi Ibu Dan Have Fun Dengan Anak

Rasanya seperti kembali ke saya yang dulu, menulis hal yang berbau psikologi dan berisi refleksi diri yang kalau saya baca lagi bisa mengingatkan saya kalau saya sedang belajar menjadi seorang Ibu yang baik. Senang bisa self-talk lagi, it gives me positive energy. Lagi-lagi karena ada banyak hal amazing dalam Islam tentang bersikap pada anak. Islam mengajak kita untuk bersikap lembut pada anak dari hadist dan perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah, bahwa dalam Islam, orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya saat marah, dan bahkan bermain dengan anak itu berpahala besar 🙂 seperti hadist berikut ini.

“Siapa yang memiliki anak, hendaklah ia bermain bersamanya dan menjadi sepertinya. Siapa yang mengembirakan hati anaknya, maka ia bagaikan memerdekakan hamba sahaya. Siapa yang bergurau (bercanda) untuk menyenangkan hati anaknya, maka ia bagaikan menangis karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla”

[HR Abu Daud dan At Tirmidzi].

Satu lagi yang paling berkesan adalah ketika saya mewawancarai teman saya yang tinggal di Swedia. Beliau orang pertama yang mengisi Cerita Ibu Muda, namanya Dery Hefimaputri orangnya sangat lembut dan positif, beliau juga yang menyarankan agar tulisan tersebut go public, supaya lebih bermanfaat katanya. Saya yang awalnya ragu akhirnya berani share tulisan saya di social media. Akun instagram saya yang awalnya saya private pun sekarang sudah tidak di private lagi, bismillah saja semoga lagi-lagi saya bisa ikut menebarkan hal-hal positif di socmed. Yang keren dari cerita Iie adalah tentang kebijakan di Swedia yang memberi cuti berbayar bagi bapak dan ibu yang bekerja selama 480 hari untuk bergantian mengurus anak, namanya parental leave. Dengan kebijakan ini suami Iie cuti setahun untuk membantu mengasuh anak mereka sementara Iie lanjut S2. Iie memiliki izin tinggal dependent suami sehingga ia bisa sekolah dan melahirkan gratis di Swedia. Senang yaa kalau di Indonesia juga cuti ibu hamil dan melahirkannya setahun 😀 selengkapnya ada di Ngobrol Sama Iie : Ramadan, Melahirkan & Kuliah Gratis Di Swedia

Diskusi Hangat Bersama Ai

Setelah Teh Shanty memperkenalkan dan mempersilakan teman-teman Odopers berkunjung ke blog saya , sesi tanya-jawab pun dibuka. Ada beberapa teman yang bertanya mengenai isi blog saya, memberi masukan untuk blog saya, dan ada juga menyukai tulisan saya. Terimakasih banyak yaa sudah mampir ke blog ini. Now let’s jump into the discussion!

  1. Bunda IntanTanggapan/Pertanyaan :
    Kesadaran bahwa sebuah peradaban lahir dari keluarga yang “beradab” itu munculnya gimana Mbak. Bunda merasa surprise dengan pemikiran ini, kemudian gimana caranya mensikapi media yang lebih dominan mem-blow up perceraian ?

    Jawaban :
    Alhamdulillah saat kuliah dl suka ikut beberapa kajian yang diantara bikin saya sadar kalau sebuah peradaban itu kan berasal dari kumpulan masyarakat yaa. Dari masyarakat itu terbentuk dari kumpulan keluarga. Jika masing-masing individu dalam sebuah keluarga baik (santun, soleh, sikapnya baik dan definisi baik lainnya) maka insya Allah akan dihasilkan masyarakat yang baik. Mulai dari skup terkecil dulu, yaitu keluarga >> masyarakat >> peradaban yang baik.Yang membuat saya sadar karena kajian yang saya ikuti kayanya,hehe, dan bukan berdasarkan riset. Meski nantinya masyarakat akan majemuk dan beragam ya,namun intinya adalah mengajak masingi-masing keluarga untuk bisa fokus memberi didikan yang terbaik di keluarganya dulu. Supaya nantinya saat masing-masing individu ini berativitas di luar rumah mereka bisa menerbarkan kebaikan (ini idealnya). Keluarga itu fondasi yaa.

    Keluarga baik definisinya berupa tempat tinggal maupun person harus menjadi tempat ternyaman bagi anak dan anggota keluarga lainnya

  2. Dwi SeptianiTanggapan/Pertanyaan :
    Blog-nya Mb Ai ini salah satu blog ODOP yang sering saya mampirin selain blognya Mba Carra, Teh Shan sama Mbak Winda. Topiknya ringan-ringan tapi berisi, bahasanya juga mengalir. Jadi suka susah berhenti kalo baca. Paling suka cerita-cerita inspiring dari ibu-ibu muda.. btw itu yang Mba Ai mintain jadi narasumber udah kenal baik semua ya? Soalnya ceritanya beragam dan seru. Keren-keren yak temennya Mba Ai.

    Jawaban :
    Hai mba Dwi waaah senang sekali mba suka tulisan-tulisan saya. Jujur saya juga masih belajar untuk menulis.. Alhamdulillah kalo yang membaca melihatnya jadi ringan dan berisi hehe. Saya punya pe-er besar dalam alur dan harus memperbanyak diksi makannya sekarang suka baca blog teman-teman juga. Duluuu sempat gamau lirik-lirik blog yang lain, khawatirnya saya ntar malah ngikutin gaya bahasa blogger lain yang gaya berceritanya enakeun. Tapi sekarang saya merasa makin ‘kaya’ dengan banyak membaca. Sehingga saya tetap menulis dengan style saya tapi ada sentuhan-sentuhan baru

    Untuk Cerita Ibu Muda, iyaa itu teman-teman saya sendiri, ada yang baru kenal juga sih. Betul banget teh Dwi, saya punya banyak teman yang keren 🙂 subhanallah yaa seringkali saya mendapatkan inspirasi dari orang-orang di sekitar saya. Biasanya curhat-curhat, ngobrol aja tanpa dokumentasi. Kemudian saya mulai berpikir kayanya bisa dijadikan kategori khusus nih di blog, segmen utamanya ibu-ibu baru seperti saya yang butuh sekali saling menguatkan. Biasanya kan perempuan saling menguatkan dengan sharing yaa apalagi dengan ibu-ibu yang punya latar belakang dan tantangan yang sama. Dengan merasa punya temen seperjuangan kita makin kuat menjalani keseharian kita. Karena sekarang kalau ketemuan langsung udah jarang yaa, udah kesebar dimana-mana, biasanya saya ngobrolnya via wassap/email. Dan ibu-ibu ini juga senang sharing berharga pengalaman mereka.

  3. Mittya ZiqrohTanggapan/Pertanyaan :
    Nggak nyadar udah lupa waktu jalan-jalan di blog-nya mbak Ai. Hihihihi. Seneng banget bahasanya ringan tapi syarat ilmu. Kalau boleh tahu, kapan waktu paling nyaman buat mbak Ai nulis? Soalnya saya nulis masih se-adanya aja. Itu pun blog campur sari. Oiya, jadi Inspirasi juga nih. Nulis pengalaman teman-teman ketika jadi ibu-ibu muda.

    Jawaban :
    Soal waktu, seringnya pas anak lagi tidur jadi ngga bisa sekali nulis beres. Nge-draft dulu, ngedit, nambahin. Pas anak bobo siang nulis. Malam saat anak sudah terlelap nulis lagi. Pas anak anteng main nulis lagi. Gitu aja. Trus saya 90% ngeblog dari HP jadi yaa begitu, kadang kalau dibaca ulang agak kurang sesuai sama ekspektasi. Suka tiba-tiba spasinya jauh sendiri, fotonya terlalu besar. Ngga seenak ngedit di laptop. Tapi saya harus qonaah hehe. Do what i can for now dengan apa yang saya miliki saat ini. Laptop yang dulu saya pakai kuliah sudah saya berikan ke adik. Laptop suami rusak. Jadi kadang pinjam laptop adik ipar kalau lagi ngga dipakai. Alhamdulillah suami beli laptop baru kemarin, mudah-mudahan bisa ngeblog dari laptop lagi dan bikin tampilan di blog lebih bagus lagi. Kaya link-nya bisa warna warni (bukan hanya dengan garis bawah) hehe, masang banner ODOP dll. Semoga yaa bs direalisasi Amiin. Doakan yaa

  4. The ShantyTanggapan/Pertanyaan:
    Kalau saya paling nggak suka ngobrol. Karena kalau ngobrol sama teman, bisa berjam-jam nggak beres-beres. Semua bab keluar dari politik, dapur, sampai dompet keluar. Kebiasaan yang paling sulit diubah.

    Jawaban :
    Haha teeeh saya juga jarang kalau kopdar, seringnya ngobrol via wassap/email. Tapi kadang saya sama teman saling mengunjungi/playdate. Kadang saya ke rumah teman, kadang teman yang ke rumah saya atau main bareng dimanaaa gitu. Silaturahim, masak-masak bareng, anak-anaknya main bareng. Gitu. Oia skr suka nulis tentang tempat-tempat yang saya kunjungi sama keluarga juga. Mampir kesini yaa https://sundariekowati.wordpress.com/category/travelling/ Minggu lalu baru nulis tentang Tips Traveling Dengan Anak (Balita), karena Aisya memang baru diajak jalan-jalan naik pesawat setelah usianya 2 tahun.

  5. Mba LendyTanggapan/Pertanyaan :
    Teh Sundari, belum berminat men-TLD kan blognya kah…?

    Jawaban :
    Mengenai ber-dot.com ini saya pernah diskusi sama temen suami yang memang sudah lama nge-blog. Beliau bilang, kalau tujuan ngeblog untuk sharing dan jadi personal blogger, santai aja. Ga perlu buru-buru di-upgrade meski ada yang bilang lebih enak kalau tampilan bagus dan konten juga kece. Sama satu lagi Mba Lendy, saya ada beberapa kenalan yang blognya masih nama.wordpress.com dan nama.blogspot.com tapiii yang baca dan share tulisannya di socmed banyak sekali. Keinginan untuk men-TLD-kan ada, tapi bertahap saja, do what I can for now. Tetap berkarya dengan nge-blog dari HP.

  6. Teh WindaTanggapan/Pertanyaan :
    Sama seperti yang lain, nggak nyangka tulisan2nya dibuat mayoritas via HP. Wow! Tergolong rapi, lho! Membereskan tampilan di blog memang perlu waktu ya, saya juga masih acak-acakan di bagian ini. Dan, suka sama pertimbangannya nggak buru2 men-TLD-kan blog. Mengupgrade berarti dapat amanah juga untuk memelihara. Kadang, kalau belum yakin, memang enakan pending dulu ya.

    Mbak BTW, saya suka bagian travelingnya. Memang masih belum terlalu smooth, tapi kelihatan progressing di tiap post.Saya sebenernya bukan tipe penggemar travel blog. Apalagi yang cerita terlalu panjang, akhirnya saya nggak tuntas baca karena keburu bosen. Tapi, Mbak Ai ini bisa bikin gaya tulisan yang mengalir, semacam denger Mbak Ai ngobrol lisan. Credits for you buat bikin saya nuntasin baca dan jadi ngiler pengen jalan2 ke Langkawi + jajan2 di Bangkok beberapa yang bisa diimprove, pernah dibahas juga sih sama Mbak Ratri ya.

    Saran saya :
    – paragaraf awal ditambahin semacam ‘pemikat’, intronya nggak perlu terlalu panjang, misalnya bisa relate sebuah isu/masalah yg dihadapin penulis dan pembaca, jadi pembaca tertarik ngikutin karena ada ‘solusi’ atau manfaat yang ditawarkan si post
    – pemenggalan paragraf, supaya nggak terlalu banyak kalimat dalam 1 paragraf
    – kalau menjabarkan sesuatu yang agak banyak/panjang, dibuat list aja
    – kombinasi kalimat panjang pendek. saya juga suka kejebak di sini sih, tanda kita suka banget mendeskripsikan tapi memang jadi mengganggu kalau baca kalimat yang terlalu banyak koma. lebih baik dipecah jadi 2-3 kalimat (note to myself juga)
    – sisanya lebih ke memantapkan self-editing. ada beberapa teknis yang bisa diperbaiki, misalnya typo, english grammar, ejaan yang sesuai BI, konsistensi pemakaian ‘italic’ (ini bisa sambil jalan, nanti seiring waktu, kepoles sendiri kemampuan editing, asal rajin diterapkan)

    Maaf jadi banyak kasih masukan. Soalnya blog Mbak Ai ini potensial kalau ditekunin. Likeable. Branding-nya Mami Jasmine juga sudah jelas, jadi pas baca pun, saya membayangkannya dengan karakter sesuai branding hehe saya nangkepnya seorang mama yang mengutamakan kesantunan, tapi juga sederhana, nggak neko-neko, nggak kaku. Ini yang bikin gaya bahasanya mengalir alami, karena ya…Mbak nulisnya simpel dan dari hati. Namun, tetep mikir supaya bisa fun atau menarik buat orang lain.

  7. The ElmaTanggapan/Pertanyaan :
    Teh Ai dari dulu memang keren, pasangan inspiratif favorit anak saya sejak sebelum nikah, hehehe. Keep writing Teh Ai, you are so inspiring.


    Jawaban :
    Keren gimana teh? yang ada the Elma yang keren 😊 Salam dari suami saya.

  8. Nani NurhasanahTanggapan /Pertanyaan :
    Saya suka cerita2 travelingnya Teh Ai. Menginspirasi untuk jalan-jalan juga.. hehe

    Jawaban :
    Makasih teh Nani, ayo jalan-jalan 😊 saya baru traveling ke beberapa tempat saja, mudah-mudahan kita semua mengunjungi semua tempat yang ingin kita datangi yaa.

    Do You Kid Enjoy Traveling? – Percakapan Di Keretapi Tanah Melayu ini salah satu tulisan saya tentang traveling. Disini saya mencoba merefleksikan sejak kapan saya mulai mengenal traveling dan apa arti traveling buat saya. Karena teh Shanty meminta saya sharing juga tentang traveling keluarga, saya mau bahas agak banyak yaa. Awalnya saya ga begitu suka traveling. Suami saya yang suka banget. Tapi lama-kelamaan, setelah dijalani asik juga. Seru juga, ketagihan juga 😊

    Apalagi stelah Mrs. Angeline – ibu asal Australia yang ngobrol di keretapi tanah melayu saat mau ke Batu Caves bilang “traveling is good for your children. They can learn a new culture”.


    Sebagai seorang Ibu, kalau denger sesuatu yang manfaatnya bagus buat anak itu pengennya mendukung yaa. Dan itu mengubah cara pandang saya, dulu saya mikir “Ngapain sih traveling, ngabisin duit mending ditabung”, gitu hehe. Setelah obrolan itu dan setelah mendengar ta’lim-nya teh Patra yang juga bilang kalau traveling itu investasi, saya jadi mendukung program suami saya yang ingin traveling ke berbagai tempat. Terutama agar Aisya bisa kaya akan pengalaman. And I’m grateful she started earlier.


    Logika saya kemudian berkata, “I have to get/learn something tiap traveling”. Bukan sekedar wisata jepret-jepret foto. Harus ada hikmah yang diambil daaan oleh-oleh yang dibagikan at least untuk keluarga (depend on budget yaa). Harusnya orang yang sering traveling itu lebih bijak dalam menyikapi hidup atau melihat (termasuk menilai sesuatu). Karena kan sudah mengunjungi banyak tempat, bertemu orang dari berbagai budaya dan bahasa, semakin luas jaringan pertemanan kita, dan makin kaya-nya pengalaman kita suppose to bikin kita tidak mudah nge-judge sesuatu.

  9. Mittya ZiqrohTanggapan/Pertanyaan :
    Traveling itu investasi? Bagaimana ini maksudnya mbak? Soal nya saya dan suami hobi jalan-jalan juga. Kalau kita traveling dulu karena ada kegiatan organisasi. Traveling mengajarkan saya banyak hal juga mbak @sundarieko. Ketika saya ke Thailand tahun 2013. Itu karena ada pelatihan dari organisasi dan bertemu dengan orang lintas negara. Satu hal yang membuka mata saya adalah teman-teman disana sangat menghargai jadwal ibadah saya sebagai Muslim. Saya yang ngak tahu Arah kiblat, malah temen saya yang non-muslim menanyakan ke pihak hotelnya.

    Jawaban :
    Jadi, dulu saya berpikir kalau traveling itu hanya ngabisin uang saja ya mba karena saya belum tahu manfaatnya. Setelah mendengar teh Patra bilang kalau traveling itu investasi, saya jadi paham kalau uang yang kita pakai untuk traveling itu ga sia-sia karena digantikan oleh pengalaman berharga dan dampaknya bisa dirasakan oleh saya juga anak saya. Seperti memahami budaya baru, berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Investasi itu sejatinya menghubungkan kita pada sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang. Atau membuat kita makin kaya. Kaya akan pengalaman, kaya akan budaya, kaya raya dan lebih bijak menyikapi hidup. Itu maksudnya traveling adalah investasi mba.

    Contoh kecil, saat saya traveling ke Bangkok, itu membuka mata saya kalau Indonesia itu masih lebih enak. Di Indonesia masih mending ada pemilu, kita bisa bebas berpendapat atau menyampaikan kritik dan didengar oleh pemimpin kita. Klo di Bangkok orang mengajukan protes ke Raja saja bisa langsung dipenjara karena disana diberlakukan lese majeste dan Raja-nya dianggap keturunan dewa. Iyaa betul mba dan di Thailand itu bbrp makanan yang di Indonesia belum berlogo halal disana sudah berlogo halal. Pemerintahnya mulai concern ke halal food karena banyak turis muslim yang berkunjung ke Thailand.

    By the way yang dagang tas di toko Kun Fai Asiqtique bisa bahasa indonesia lhoo hehe (saking banyaknya orang Indonesia yang ke Bangkok yaa). Trus dia udah paham gitu nawarinnya, “Ibuu ini beli lima gratis satu. Ini harganya 85 baht, buat ibu 80 baht aja”. Daaan klo kita kehabisan baht kita boleh bayar pake rupiah! Yang jual simcard di bandara juga pake bahasa Indonesia. Saya melihatnya “Keren ya orang indonesia sampai bikin beberapa pedagang di Bangkok yang saya temui bisa bahasa Indonesia”. Mereka mau belajar karena tau pangsa pasar paling banyak salah satunya dari Indonesia kali ya.

    Saya pernah lihat video Sasha Stevenson. Beliau org Kanada yang menikah dengan orang Indonesia dan beliau bilang.. “Saya kagum sama tukang bubur di pinggir jalan disini. Dan tukang dagang yang lain. Mereka mau usaha. Kalau di Kanada susah bikin izin usaha buat jualan gitu, jadi pengangguran hanya bisa minta uang dr pemerintah. Di Indonesia saya bisa lihat hewan yang saya lihat di National Geographic”.

    Every coin have two sides ya, sebuah negara pasti ada enak dan tidak enaknya. Itu mungkin sedikit hikmah yang saya dapat dari traveling yang baru ke beberapa tempat saja 😊

  10. Bunda IntanTanggapan/Pertanyaan :
    Assafaru al madrasatul kabiroh “Perjalanan adalah madrasah besar”.

Ya, tanggapan dari Bunda Intan tersebut sekaligus menjadi penutup #OdopersRabuBerbagi kali ini. Alhamdulillah sharing dan diskusi-nya selesai juga. Cukup panjang yaa dan ini ga semua tanggapan/pertanyaan saya tulis, tapi insya Allah 10 komentar di atas mewakili tanggapan dan pertanyaan yang sudah masuk. Terimakasih teh Shanty untuk kesempatannya, thank u so much teman-teman Odopers sudah mau mendengarkan dan berpartisipasi aktif saat diskusi, semoga apa yang saya bagikan bermanfaat. Semangat ya untuk menebar kebaikan melalui tulisan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sesurga Bersamamu, Suamiku

18403146_10154693266758230_5944781561793008061_n

Suamiku..

Jantungku berdegup berirama saat kau mencium keningku,
setiap pagi sebelum kau berangkat ke kantor,
meski bau bawang merah dan putih melekat dalam kepulan asap di tubuhku.

Degup yang menyinari hari-ku untuk menemani putri lincah kita bermain dan belajar seharian..

Aku tahu seberapa penting diriku,
saat kau kembali ke rumah
ketika menyadari bahwa bekal yang sudah kusiapkan
untuk sarapan tertinggal di sofa,
beberapa menit setelah aku mengirimkan pesan padamu melalui WhatsApp.

Aku senang saat kau pulang
dan menyambut teriakan antusias anak kita dengan mengangkatnya ke udara…

Membuat ia makin ceria..

Hatiku terenyuh saat aku memasak untuk makan malam,
dan kau berinisiatif memandikan anak kita,
menyisir rambutnya, kadang mengucirnya, memakaikannya baju,
bedak dan baby lotion.

Hmmm gadis kecil kita wangiii sekali!

Hatiku bergejolak ketika beberapa menit sebelum pulang dari bekerja,
kau bertanya, “Aisya tidur ngga? Kalau ngga, kita jalan sore yuk!”,
ajakanmu yang membuat kami bersorak riang.

Di taman, ketika kita berpegangan tangan dengan anak kita,
lalu mengangkatnya tinggi-tinggi sambil berhitung, “Satu.. Dua.. Tiiigaaa”,
lalu ia melompat dengan gembira, tentu tidak cukup sekali, lagi.. Lagi.. Dan lagi..

Aku bahagia..

Matamu menatapku tak tega,
ketika aku menawari untuk menyangklong tas,
sehingga kau menggendong anak kita dengan ransel di punggungmu,
saat traveling kemana-mana.

Bagiku itu bukti cinta..

Aku juga suka saat mendengar tawamu bersahut-sahutan dengan Aisya,
yang kudengar dari ruang tamu ketika aku menyetrika
sambil menonton food channel favoritku.

Entah itu kalian sedang bercanda,
main dokter-dokteran,
mendongengkannya cerita lucu,
bahkan meladeninya main masak-masakkan..

Tawa kalian menghangatkan hatiku.

I love the surprises that u give to us,
saat kau bilang sudah membeli tiket untuk liburan.
Dengan segera aku packing..

Aku senang saat kau mengabari kami,
bahwa kau sudah sampai di tujuan,
ketika melalukan perjalanan dinas dari kantor,
dan malam hari-nya kau menyempatkan diri untuk video call.

Pipi-ku bersemu merah,
saat kau meng-upload fotoku bersama putri kecil kita,
dengan caption, “Sampai bertemu lagi dua bidadariku”,
dulu.. Saat kita masih LDR..

Aku senang saat kau terus-menerus memantau sudah sampai manakah aku
Memintaku send location, saat aku menyusulmu kembali ke Ibu kota,
setelah Aisya quality time dengan kakek nenek aunty dan uncle-nya.

Aku suka saat kau bertanya,
“Hari ini Bunda maunya kemana?”, saat liburan.
Menanyakan pendapatku,
membebaskanku memilih,
dengan begitu, aku merasa dihargai.

Romantisme antara kita bagiku,
adalah saat kita sedang wisata kuliner,
saling mencicipi menu yang berbeda,
dan memesan segelas minuman untuk berdua,
antara so sweet dan hemat, ah kau bisa saja!

Aku tahu betul kau menyayangiku,
saat kau mengusap-usap kepalaku,
membelai lembut rambutku,
larut malam, saat aku terkesiap dari mimpi burukku.

Sel-sel di tubuhku rasanya menjadi lebih positif,
saat kau menggosokkan minyak kayu putih di punggungku,
membelikan Sroto Daging kesukaanku
agar virus flu yang menginap di hidungku bergegas pergi.

I beyond happy, 
saat kau mendadak mengajak Aisya dan aku
ke express gateway di sela-sela kesibukanmu,
dengan berkecipak-kecipuk di taman air,
mengajari anak kita berenang
dan meredakan tangisnya
saat ia sedikit kesal akibat terkena air terjun.

Dan saat kau tetap melahap habis masakanku,
meski banyak hidangan lezat dari katering di kantormu,
sembari mengatakan, “Ingin makan masakan Bunda”.

Saat kau memelukku sambil berbisik,
“Kata Pak Ridwan Kamil berpelukan minimal 20 detik sehari itu
men-transfer energi positif”,
ah! rasanya ingin kudekap lebih erat..

There is no happiness without you

Do’aku agar buhul cinta kita makin erat
hingga aku kan sesurga bersamamu, suamiku.

*

Baca juga Tips Bonding Suami-Istri #KaryaCeria