Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Rabu, 24 Mei 2017 Alhamdulillah saya bisa mengisi Rabu Berbagi Ilmu Minggu ke-21 di WAG Odopers mengenai isi blog saya, salah satunya tentang nge-blog dari HP. Banyak yang kaget ketika mengetahui saya nge-blog 90% HP dan 10% menggunakan laptop. Selain berbagi tentang nge-blog dari HP, saya juga sharing konten di blog saya yang memuat cerita inspiratif dari teman-teman saya sendiri yang terangkum dalam Cerita Ibu Muda membahas apa yang saya dapat dari Traveling Keluarga dan saya juga sempat meminta masukkan dari teman-teman Odopers agar blog saya semakin baik kualitasnya.
Nah di postingan kali ini saya akan mengulas kembali apa yang saya bicarakan dengan teman-teman Odopers di Rabu Berbagi Ilmu Bersama Sundari Eko Wati, dimulai dari perkenalan lalu lanjut ke diskusi yaa. Sebelumnya The Shanty mengirimi saya beberapa pertanyaan yang perlu saya jawab untuk membantu teman-teman ODOPers mengenal saya lebih jauh. Apa yang saya tuliskan disini diambil dari chat di WAG ODOP ya, please take a seat and enjoy what I share 😊
Kenalan Dengan Sundari
Nama saya Sundari Eko Wati, biasa disapa Ai. Sebetulnya ini nama panggilan dari sahabat saya, Nunu, yang kemudian diikuti oleh teman-teman yang lain. Banyak yang bilang Sundari itu kepanjangan sehingga saya pun lebih senang memperkenalkan diri saya sebagai Ai. Ai kecil lahir dan besar di Bandung, setelah meraih gelar S.Si dari Institut Teknologi Bandung di tahun 2011, saya bekerja di Jakarta. Pasca resign dan menikah, saya pindah ke Bintaro bersama suami dan anak saya, Jasmine Aisya. Buat teman-teman yang ingin mengenal saya lebih jauh boleh follow Instagram saya ya, search saja @sundarieko atau klik link ini https://www.instagram.com/sundarieko/
Gabung dengan Komunitas mana saja?
Saya hanya aktif di 3 komunitas, realistis saja karena saya ingin lebih professional dalam mengurus anak. Kalau terlalu banyak ikut grup harus siap dengan berbagai agenda grup juga ya, harus lebih pintar bagi waktu. Jadi for now, 3 grup ini cukuplah untuk menambah teman, wawasan dan menjadi sarana untuk mengaktualisasi diri.
- Ibu Ceria (Cerita dan Anak)
Grup Ibu Ceria ini adalah komunitas yang saya ikuti pertama kali setelah menjadi ibu dan stay at home. Meski hanya bertemu via WA namun grup ini memberi banyak sekali manfaat untuk saya. Grup WA Ibu Ceria memiliki jadwal tersendiri, kapan ada PIC dengan nara sumber, ada juga jadwal diskusi mingguan dan tugas bulanan. Para anggotanya didorong untuk bisa bergantian menjadi moderator dan notulen untuk setiap PIC, beberapa naras umber yang pernah saya moderator antara lain Dokter Gigi yang membahas tumbuh kembang gigi anak dan PIC Bersama psikolog yang mengupas tentang Post Partum Depression. Ya di grup ini memang kami lebih banyak berbicang-bincang mengenai anak dan ibunya.
- One Day One Post #ODOPfor99days
Saya suka nge-blog tapi sangat jarang, tahun ini saya ingin mencoba rutin nge-blog. Dengan mengikuti grup ODOP, mau tidak mau saya jadi lebih termotivasi dan terstruktur dalam menulis, tidak lagi 1 bulan 1 post atau baru 6 bulan kemudian di update, tapi saya jadi rutin menulis dengan teratur di blog minimal 1 post per minggunya. Hal ini membuat saya lebih produktif, terimakasih ODOP.
- Emak Blogger dan Indonesia Female Blogger
Saya baru saja join dan approved untuk masuk ke komunitas Emak Blogger dan Indonesia Female Blogger, mungkin nanti mau nambah hehe. Tujuannya supaya terkoneksi dengan lebih banyak blogger, belajar dari blogger-blogger kece dan melebarkan sayap di dunia blogging.
Tahu #ODOPfor99days darimana?
Dari teman saya namanya Afina Raditya yang tahun lalu berpartisipasi dalam #ODOPfor99days juga 😊
Apa buku dan penulis favoritmu?
Buku yang berjudul Perkawinan Idaman karya Syaikh Mahmud Al-Mashri.
Mengapa suka buku dan penulis ini?
Saya suka buku-buku yang berhubungan dengan psikologi, termasuk buku yang memuat psikologi pernikahan. Di dalam buku Perkawinan Idaman ada banyak pelajaran, tuntunan, pemaparan psikologi pria dan wanita, meski tidak sebanyak buku karya John Gray dan Salim A Fillah yang berjudul Bahagianya Merayakan Cinta. Dijelaskan juga sikap-sikap yang wanita harapkan dari suaminya, begitu pun sebaliknya dan tantangan-tantangan yang biasa muncul dalam pernikahan serta pahala di dalam rumah tangga yang semuanya itu dipandang dari kacamata Islam.
Dengan membaca buku ini, saya jadi tahu kalau Allah SWT sangat memandang sakral pernikahan, its something beautiful and worth to fight for.
Buku psikologi fits me well, it such a self-theraphy. Kini setelah saya menikah, saya butuh sekali pedoman untuk bersikap dalam rumah tangga, saya akhirnya sadar bahwa sebuah peradaban yang baik berasal dari kumpulan keluarga keluarga yang baik, akar dari keluarga yang baik adalah terjalinnya hubungan dan komunikasi yang bagus dalam sebuah keluarga antar pasangan, juga orang tua dan anak. Semuanya penting. Di antara berbagai literatur yang ada, kebingungan dalam hubungan, ego yang kadang muncul, how Islam see this really help to me to get back into the right track.
Pada akhirnya menjalani pernikahan adalah bentuk ibadah pada Allah SWT, when we get married, we not only make a vow to our spouse but also to Allah SWT.
Masih belajar sih, hehe.
Suka menulis tentang apa saja?
Pada awalnya saya suka menulis tentang apa saja yang ada di kepala saya, mostly selftalk, kembali berhubungan dengan psikologi saya. Pandangan-pandangan saya tentang keluarga, anak, pernikahan. Saya butuh satu tempat yang bebas bagi saya untuk menguraikan berbagai hal yang ada di pikiran saya tanpa takut di-judengane. Saya punya diari tapi sejak mengenal blog saya lebih suka menulis di blog tepatnya di sela-sela waktu bekerja (saat masih ngantor) dan saat itu blog saya tidak saya publikasikan pada teman-teman. Kalau ada teman yang tahu dan baca tulisan saya, ya silakan, tapi basically saya tidak mempromosikan blog ini.
Setelah menikah dan resign, saya jadi jarang nge-blog, masih nulis-nulis siih tapi topiknya seputar resep masak dan yang ringan-ringan, bukan perenungan super dalam seperti tulisan terdahulu. Dalam setahun paling hanya memposting 5 tulisan hehe. Anak saya kemudian lahir, banyak lagi dinamika baru yang saya alami, ini membuat saya merasa butuh sharing dan kangeeen sekali nge-blog.
Akhirnya saya bikin satu kategori baru di blog saya, yaitu Cerita Ibu Muda yang berisi obrolan saya dengan teman-teman tentang kehidupan mereka sebagai istri dan ibu, lika-liku yang dihadapi, latar belakang dan aktivitas mereka saat ini, impian mereka, apa arti anak bagi mereka, bagaimana menghadapi anak saat tantrum, bagaimana menyeimbangkan waktu di rumah dengan kerjaan yang seabrek untuk ibu yang bekerja, bagaimana mengusir kegalauan karena memilih menjadi IRT meski telah menempuh pendidikan hingga S2, dan sharing banyak hal lain yang menguatkan saya pribadi.
I get so many inspirations from my friends Alhamdulillah 🙂 sampai saat ini saya masih suka ngobrol asik/meng-interview beberapa teman yang bersedia bercerita tentang kehidupan rumah tangga mereka. Dengan begini saya merasa not alone sebagai new mom in the motherhood world, banyak ibu lain yang juga menghadapi banyak tantangan dalam rumah tangganya. It makes me stronger 🙂
Awal tahun ini, saya memutuskan untuk lebih rutin menulis, niat awalnya sih nabung amal jariyah, harapannya tulisan saya bukan sekedar sharing saja tapi juga memberi manfaat bagi pembacanya. Anak saya, Aisya sudah 3 tahun, sudah tidak begitu nempel seperti 2 tahun pertama, mulai timbul keinginan dari dalam diri saya untuk berkarya dari rumah, dan saya rasa menulis bisa jadi jalan amal untuk saya menebar manfaat. Saya juga ingin bergabung ke komunitas menulis, supaya banyak teman dan terpicu untuk mengasah kemampuan menulis saya. Tulisan saya berubah dari yang asalnya hanya untuk konsumsi pribadi, jadi lebih ke berbagi hal-hal yang harapannya bisa dinikmati banyak orang. Saya mulai berani mempromosikan blog sederhana saya hehe. Beruntung sekali suami saya suka traveling, awalnya ngga kepikiran menuliskan tempat-tempat yang kami kunjungi, lama-lama saya pikir kenapa tidak saya tulis saja ya? Sambil mencantumkan hal-hal informatif dalam rekam jejak perjalanan kami. Nah cerita traveling keluarga ini sekarang ikut meramaikan isi blog gado-gado saya.
Dulu sekali saya suka menulis puisi dan cerpen, now not anymore 🙂 masih ada sih kategorinya di blog, isinya postingan lama. Jadi kalau ditanya saya suka menulis tentang apa saja? Jawabannya banyak juga, ada tentang parenting, rumah tangga, my thoughts about something, aktivitas Aisya, traveling, cerita ibu muda, resep masak dan kayaknya mau nambah satu kategori lagi yaitu review (mau belajar ngereview buku/produk gitu).
Share dong link salah satu tulisan terbaikmu dan mengapa suka tulisan ini?
Saya suka tulisan saya yang ini Belajar Jadi Ibu Dan Have Fun Dengan Anak
Rasanya seperti kembali ke saya yang dulu, menulis hal yang berbau psikologi dan berisi refleksi diri yang kalau saya baca lagi bisa mengingatkan saya kalau saya sedang belajar menjadi seorang Ibu yang baik. Senang bisa self-talk lagi, it gives me positive energy. Lagi-lagi karena ada banyak hal amazing dalam Islam tentang bersikap pada anak. Islam mengajak kita untuk bersikap lembut pada anak dari hadist dan perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah, bahwa dalam Islam, orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya saat marah, dan bahkan bermain dengan anak itu berpahala besar 🙂 seperti hadist berikut ini.
“Siapa yang memiliki anak, hendaklah ia bermain bersamanya dan menjadi sepertinya. Siapa yang mengembirakan hati anaknya, maka ia bagaikan memerdekakan hamba sahaya. Siapa yang bergurau (bercanda) untuk menyenangkan hati anaknya, maka ia bagaikan menangis karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla”
[HR Abu Daud dan At Tirmidzi].
Satu lagi yang paling berkesan adalah ketika saya mewawancarai teman saya yang tinggal di Swedia. Beliau orang pertama yang mengisi Cerita Ibu Muda, namanya Dery Hefimaputri orangnya sangat lembut dan positif, beliau juga yang menyarankan agar tulisan tersebut go public, supaya lebih bermanfaat katanya. Saya yang awalnya ragu akhirnya berani share tulisan saya di social media. Akun instagram saya yang awalnya saya private pun sekarang sudah tidak di private lagi, bismillah saja semoga lagi-lagi saya bisa ikut menebarkan hal-hal positif di socmed. Yang keren dari cerita Iie adalah tentang kebijakan di Swedia yang memberi cuti berbayar bagi bapak dan ibu yang bekerja selama 480 hari untuk bergantian mengurus anak, namanya parental leave. Dengan kebijakan ini suami Iie cuti setahun untuk membantu mengasuh anak mereka sementara Iie lanjut S2. Iie memiliki izin tinggal dependent suami sehingga ia bisa sekolah dan melahirkan gratis di Swedia. Senang yaa kalau di Indonesia juga cuti ibu hamil dan melahirkannya setahun 😀 selengkapnya ada di Ngobrol Sama Iie : Ramadan, Melahirkan & Kuliah Gratis Di Swedia
Diskusi Hangat Bersama Ai
Setelah Teh Shanty memperkenalkan dan mempersilakan teman-teman Odopers berkunjung ke blog saya , sesi tanya-jawab pun dibuka. Ada beberapa teman yang bertanya mengenai isi blog saya, memberi masukan untuk blog saya, dan ada juga menyukai tulisan saya. Terimakasih banyak yaa sudah mampir ke blog ini. Now let’s jump into the discussion!
- Bunda IntanTanggapan/Pertanyaan :
Kesadaran bahwa sebuah peradaban lahir dari keluarga yang “beradab” itu munculnya gimana Mbak. Bunda merasa surprise dengan pemikiran ini, kemudian gimana caranya mensikapi media yang lebih dominan mem-blow up perceraian ?
Jawaban :
Alhamdulillah saat kuliah dl suka ikut beberapa kajian yang diantara bikin saya sadar kalau sebuah peradaban itu kan berasal dari kumpulan masyarakat yaa. Dari masyarakat itu terbentuk dari kumpulan keluarga. Jika masing-masing individu dalam sebuah keluarga baik (santun, soleh, sikapnya baik dan definisi baik lainnya) maka insya Allah akan dihasilkan masyarakat yang baik. Mulai dari skup terkecil dulu, yaitu keluarga >> masyarakat >> peradaban yang baik.Yang membuat saya sadar karena kajian yang saya ikuti kayanya,hehe, dan bukan berdasarkan riset. Meski nantinya masyarakat akan majemuk dan beragam ya,namun intinya adalah mengajak masingi-masing keluarga untuk bisa fokus memberi didikan yang terbaik di keluarganya dulu. Supaya nantinya saat masing-masing individu ini berativitas di luar rumah mereka bisa menerbarkan kebaikan (ini idealnya). Keluarga itu fondasi yaa.
Keluarga baik definisinya berupa tempat tinggal maupun person harus menjadi tempat ternyaman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
- Dwi SeptianiTanggapan/Pertanyaan :
Blog-nya Mb Ai ini salah satu blog ODOP yang sering saya mampirin selain blognya Mba Carra, Teh Shan sama Mbak Winda. Topiknya ringan-ringan tapi berisi, bahasanya juga mengalir. Jadi suka susah berhenti kalo baca. Paling suka cerita-cerita inspiring dari ibu-ibu muda.. btw itu yang Mba Ai mintain jadi narasumber udah kenal baik semua ya? Soalnya ceritanya beragam dan seru. Keren-keren yak temennya Mba Ai.
Jawaban :
Hai mba Dwi waaah senang sekali mba suka tulisan-tulisan saya. Jujur saya juga masih belajar untuk menulis.. Alhamdulillah kalo yang membaca melihatnya jadi ringan dan berisi hehe. Saya punya pe-er besar dalam alur dan harus memperbanyak diksi makannya sekarang suka baca blog teman-teman juga. Duluuu sempat gamau lirik-lirik blog yang lain, khawatirnya saya ntar malah ngikutin gaya bahasa blogger lain yang gaya berceritanya enakeun. Tapi sekarang saya merasa makin ‘kaya’ dengan banyak membaca. Sehingga saya tetap menulis dengan style saya tapi ada sentuhan-sentuhan baru
Untuk Cerita Ibu Muda, iyaa itu teman-teman saya sendiri, ada yang baru kenal juga sih. Betul banget teh Dwi, saya punya banyak teman yang keren 🙂 subhanallah yaa seringkali saya mendapatkan inspirasi dari orang-orang di sekitar saya. Biasanya curhat-curhat, ngobrol aja tanpa dokumentasi. Kemudian saya mulai berpikir kayanya bisa dijadikan kategori khusus nih di blog, segmen utamanya ibu-ibu baru seperti saya yang butuh sekali saling menguatkan. Biasanya kan perempuan saling menguatkan dengan sharing yaa apalagi dengan ibu-ibu yang punya latar belakang dan tantangan yang sama. Dengan merasa punya temen seperjuangan kita makin kuat menjalani keseharian kita. Karena sekarang kalau ketemuan langsung udah jarang yaa, udah kesebar dimana-mana, biasanya saya ngobrolnya via wassap/email. Dan ibu-ibu ini juga senang sharing berharga pengalaman mereka.
- Mittya ZiqrohTanggapan/Pertanyaan :
Nggak nyadar udah lupa waktu jalan-jalan di blog-nya mbak Ai. Hihihihi. Seneng banget bahasanya ringan tapi syarat ilmu. Kalau boleh tahu, kapan waktu paling nyaman buat mbak Ai nulis? Soalnya saya nulis masih se-adanya aja. Itu pun blog campur sari. Oiya, jadi Inspirasi juga nih. Nulis pengalaman teman-teman ketika jadi ibu-ibu muda.
Jawaban :
Soal waktu, seringnya pas anak lagi tidur jadi ngga bisa sekali nulis beres. Nge-draft dulu, ngedit, nambahin. Pas anak bobo siang nulis. Malam saat anak sudah terlelap nulis lagi. Pas anak anteng main nulis lagi. Gitu aja. Trus saya 90% ngeblog dari HP jadi yaa begitu, kadang kalau dibaca ulang agak kurang sesuai sama ekspektasi. Suka tiba-tiba spasinya jauh sendiri, fotonya terlalu besar. Ngga seenak ngedit di laptop. Tapi saya harus qonaah hehe. Do what i can for now dengan apa yang saya miliki saat ini. Laptop yang dulu saya pakai kuliah sudah saya berikan ke adik. Laptop suami rusak. Jadi kadang pinjam laptop adik ipar kalau lagi ngga dipakai. Alhamdulillah suami beli laptop baru kemarin, mudah-mudahan bisa ngeblog dari laptop lagi dan bikin tampilan di blog lebih bagus lagi. Kaya link-nya bisa warna warni (bukan hanya dengan garis bawah) hehe, masang banner ODOP dll. Semoga yaa bs direalisasi Amiin. Doakan yaa
- The ShantyTanggapan/Pertanyaan:
Kalau saya paling nggak suka ngobrol. Karena kalau ngobrol sama teman, bisa berjam-jam nggak beres-beres. Semua bab keluar dari politik, dapur, sampai dompet keluar. Kebiasaan yang paling sulit diubah.
Jawaban :
Haha teeeh saya juga jarang kalau kopdar, seringnya ngobrol via wassap/email. Tapi kadang saya sama teman saling mengunjungi/playdate. Kadang saya ke rumah teman, kadang teman yang ke rumah saya atau main bareng dimanaaa gitu. Silaturahim, masak-masak bareng, anak-anaknya main bareng. Gitu. Oia skr suka nulis tentang tempat-tempat yang saya kunjungi sama keluarga juga. Mampir kesini yaa https://sundariekowati.wordpress.com/category/travelling/ Minggu lalu baru nulis tentang Tips Traveling Dengan Anak (Balita), karena Aisya memang baru diajak jalan-jalan naik pesawat setelah usianya 2 tahun.
- Mba LendyTanggapan/Pertanyaan :
Teh Sundari, belum berminat men-TLD kan blognya kah…?
Jawaban :
Mengenai ber-dot.com ini saya pernah diskusi sama temen suami yang memang sudah lama nge-blog. Beliau bilang, kalau tujuan ngeblog untuk sharing dan jadi personal blogger, santai aja. Ga perlu buru-buru di-upgrade meski ada yang bilang lebih enak kalau tampilan bagus dan konten juga kece. Sama satu lagi Mba Lendy, saya ada beberapa kenalan yang blognya masih nama.wordpress.com dan nama.blogspot.com tapiii yang baca dan share tulisannya di socmed banyak sekali. Keinginan untuk men-TLD-kan ada, tapi bertahap saja, do what I can for now. Tetap berkarya dengan nge-blog dari HP.
- Teh WindaTanggapan/Pertanyaan :
Sama seperti yang lain, nggak nyangka tulisan2nya dibuat mayoritas via HP. Wow! Tergolong rapi, lho! Membereskan tampilan di blog memang perlu waktu ya, saya juga masih acak-acakan di bagian ini. Dan, suka sama pertimbangannya nggak buru2 men-TLD-kan blog. Mengupgrade berarti dapat amanah juga untuk memelihara. Kadang, kalau belum yakin, memang enakan pending dulu ya.
Mbak BTW, saya suka bagian travelingnya. Memang masih belum terlalu smooth, tapi kelihatan progressing di tiap post.Saya sebenernya bukan tipe penggemar travel blog. Apalagi yang cerita terlalu panjang, akhirnya saya nggak tuntas baca karena keburu bosen. Tapi, Mbak Ai ini bisa bikin gaya tulisan yang mengalir, semacam denger Mbak Ai ngobrol lisan. Credits for you buat bikin saya nuntasin baca dan jadi ngiler pengen jalan2 ke Langkawi + jajan2 di Bangkok beberapa yang bisa diimprove, pernah dibahas juga sih sama Mbak Ratri ya.
Saran saya :
– paragaraf awal ditambahin semacam ‘pemikat’, intronya nggak perlu terlalu panjang, misalnya bisa relate sebuah isu/masalah yg dihadapin penulis dan pembaca, jadi pembaca tertarik ngikutin karena ada ‘solusi’ atau manfaat yang ditawarkan si post
– pemenggalan paragraf, supaya nggak terlalu banyak kalimat dalam 1 paragraf
– kalau menjabarkan sesuatu yang agak banyak/panjang, dibuat list aja
– kombinasi kalimat panjang pendek. saya juga suka kejebak di sini sih, tanda kita suka banget mendeskripsikan tapi memang jadi mengganggu kalau baca kalimat yang terlalu banyak koma. lebih baik dipecah jadi 2-3 kalimat (note to myself juga)
– sisanya lebih ke memantapkan self-editing. ada beberapa teknis yang bisa diperbaiki, misalnya typo, english grammar, ejaan yang sesuai BI, konsistensi pemakaian ‘italic’ (ini bisa sambil jalan, nanti seiring waktu, kepoles sendiri kemampuan editing, asal rajin diterapkan)
Maaf jadi banyak kasih masukan. Soalnya blog Mbak Ai ini potensial kalau ditekunin. Likeable. Branding-nya Mami Jasmine juga sudah jelas, jadi pas baca pun, saya membayangkannya dengan karakter sesuai branding hehe saya nangkepnya seorang mama yang mengutamakan kesantunan, tapi juga sederhana, nggak neko-neko, nggak kaku. Ini yang bikin gaya bahasanya mengalir alami, karena ya…Mbak nulisnya simpel dan dari hati. Namun, tetep mikir supaya bisa fun atau menarik buat orang lain.
- The ElmaTanggapan/Pertanyaan :
Teh Ai dari dulu memang keren, pasangan inspiratif favorit anak saya sejak sebelum nikah, hehehe. Keep writing Teh Ai, you are so inspiring.
Jawaban :
Keren gimana teh? yang ada the Elma yang keren 😊 Salam dari suami saya.
- Nani NurhasanahTanggapan /Pertanyaan :
Saya suka cerita2 travelingnya Teh Ai. Menginspirasi untuk jalan-jalan juga.. hehe
Jawaban :
Makasih teh Nani, ayo jalan-jalan 😊 saya baru traveling ke beberapa tempat saja, mudah-mudahan kita semua mengunjungi semua tempat yang ingin kita datangi yaa.
Do You Kid Enjoy Traveling? – Percakapan Di Keretapi Tanah Melayu ini salah satu tulisan saya tentang traveling. Disini saya mencoba merefleksikan sejak kapan saya mulai mengenal traveling dan apa arti traveling buat saya. Karena teh Shanty meminta saya sharing juga tentang traveling keluarga, saya mau bahas agak banyak yaa. Awalnya saya ga begitu suka traveling. Suami saya yang suka banget. Tapi lama-kelamaan, setelah dijalani asik juga. Seru juga, ketagihan juga 😊
Apalagi stelah Mrs. Angeline – ibu asal Australia yang ngobrol di keretapi tanah melayu saat mau ke Batu Caves bilang “traveling is good for your children. They can learn a new culture”.
Sebagai seorang Ibu, kalau denger sesuatu yang manfaatnya bagus buat anak itu pengennya mendukung yaa. Dan itu mengubah cara pandang saya, dulu saya mikir “Ngapain sih traveling, ngabisin duit mending ditabung”, gitu hehe. Setelah obrolan itu dan setelah mendengar ta’lim-nya teh Patra yang juga bilang kalau traveling itu investasi, saya jadi mendukung program suami saya yang ingin traveling ke berbagai tempat. Terutama agar Aisya bisa kaya akan pengalaman. And I’m grateful she started earlier.
Logika saya kemudian berkata, “I have to get/learn something tiap traveling”. Bukan sekedar wisata jepret-jepret foto. Harus ada hikmah yang diambil daaan oleh-oleh yang dibagikan at least untuk keluarga (depend on budget yaa). Harusnya orang yang sering traveling itu lebih bijak dalam menyikapi hidup atau melihat (termasuk menilai sesuatu). Karena kan sudah mengunjungi banyak tempat, bertemu orang dari berbagai budaya dan bahasa, semakin luas jaringan pertemanan kita, dan makin kaya-nya pengalaman kita suppose to bikin kita tidak mudah nge-judge sesuatu.
- Mittya ZiqrohTanggapan/Pertanyaan :
Traveling itu investasi? Bagaimana ini maksudnya mbak? Soal nya saya dan suami hobi jalan-jalan juga. Kalau kita traveling dulu karena ada kegiatan organisasi. Traveling mengajarkan saya banyak hal juga mbak @sundarieko. Ketika saya ke Thailand tahun 2013. Itu karena ada pelatihan dari organisasi dan bertemu dengan orang lintas negara. Satu hal yang membuka mata saya adalah teman-teman disana sangat menghargai jadwal ibadah saya sebagai Muslim. Saya yang ngak tahu Arah kiblat, malah temen saya yang non-muslim menanyakan ke pihak hotelnya.
Jawaban :
Jadi, dulu saya berpikir kalau traveling itu hanya ngabisin uang saja ya mba karena saya belum tahu manfaatnya. Setelah mendengar teh Patra bilang kalau traveling itu investasi, saya jadi paham kalau uang yang kita pakai untuk traveling itu ga sia-sia karena digantikan oleh pengalaman berharga dan dampaknya bisa dirasakan oleh saya juga anak saya. Seperti memahami budaya baru, berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Investasi itu sejatinya menghubungkan kita pada sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang. Atau membuat kita makin kaya. Kaya akan pengalaman, kaya akan budaya, kaya raya dan lebih bijak menyikapi hidup. Itu maksudnya traveling adalah investasi mba.
Contoh kecil, saat saya traveling ke Bangkok, itu membuka mata saya kalau Indonesia itu masih lebih enak. Di Indonesia masih mending ada pemilu, kita bisa bebas berpendapat atau menyampaikan kritik dan didengar oleh pemimpin kita. Klo di Bangkok orang mengajukan protes ke Raja saja bisa langsung dipenjara karena disana diberlakukan lese majeste dan Raja-nya dianggap keturunan dewa. Iyaa betul mba dan di Thailand itu bbrp makanan yang di Indonesia belum berlogo halal disana sudah berlogo halal. Pemerintahnya mulai concern ke halal food karena banyak turis muslim yang berkunjung ke Thailand.
By the way yang dagang tas di toko Kun Fai Asiqtique bisa bahasa indonesia lhoo hehe (saking banyaknya orang Indonesia yang ke Bangkok yaa). Trus dia udah paham gitu nawarinnya, “Ibuu ini beli lima gratis satu. Ini harganya 85 baht, buat ibu 80 baht aja”. Daaan klo kita kehabisan baht kita boleh bayar pake rupiah! Yang jual simcard di bandara juga pake bahasa Indonesia. Saya melihatnya “Keren ya orang indonesia sampai bikin beberapa pedagang di Bangkok yang saya temui bisa bahasa Indonesia”. Mereka mau belajar karena tau pangsa pasar paling banyak salah satunya dari Indonesia kali ya.
Saya pernah lihat video Sasha Stevenson. Beliau org Kanada yang menikah dengan orang Indonesia dan beliau bilang.. “Saya kagum sama tukang bubur di pinggir jalan disini. Dan tukang dagang yang lain. Mereka mau usaha. Kalau di Kanada susah bikin izin usaha buat jualan gitu, jadi pengangguran hanya bisa minta uang dr pemerintah. Di Indonesia saya bisa lihat hewan yang saya lihat di National Geographic”.
Every coin have two sides ya, sebuah negara pasti ada enak dan tidak enaknya. Itu mungkin sedikit hikmah yang saya dapat dari traveling yang baru ke beberapa tempat saja 😊
- Bunda IntanTanggapan/Pertanyaan :
Assafaru al madrasatul kabiroh “Perjalanan adalah madrasah besar”.
Ya, tanggapan dari Bunda Intan tersebut sekaligus menjadi penutup #OdopersRabuBerbagi kali ini. Alhamdulillah sharing dan diskusi-nya selesai juga. Cukup panjang yaa dan ini ga semua tanggapan/pertanyaan saya tulis, tapi insya Allah 10 komentar di atas mewakili tanggapan dan pertanyaan yang sudah masuk. Terimakasih teh Shanty untuk kesempatannya, thank u so much teman-teman Odopers sudah mau mendengarkan dan berpartisipasi aktif saat diskusi, semoga apa yang saya bagikan bermanfaat. Semangat ya untuk menebar kebaikan melalui tulisan.