There are many activities that I enjoy doing with my daughter and I believe you too. Di postingan kali ini saya bikin list kegiatan favorit yang suka saya lakukan bareng Aisya.
Apa aja? kindly check this out Moms..
MASAK
This slideshow requires JavaScript.
Alhamdulillah, saya merasa beruntung sekaligus bersyukur diberi anak perempuan yang naturally suka ingin tahu, ingin ikut, dan senang belajar memasak.
Seringnya Aisya membantu saya ketika membuat pancake, bolu, kukis, cupcake dan brownies. Ketika bikin per-kue-an, Aisya kebagian tanggung jawab untuk mengocok telur dan bahan-bahan lainnya. Untuk bikin kukis, Aisya juga ikut mencetak adonannya.
Sekarang Aisya sudah ingin memecahkan telur sendiri. Masih saya pegangi, antisipasi agar telurnya tidak pecah dan menggelosor ke lantai.
Kalau kami pakai mixer, bahan-bahan yang sudah saya takar tinggal dimasukkan saja oleh Aisya ke dalam standing mixernya. Tapi untuk membuat adonan dengan menggunakan whisk dan spatula, biasanya saya aduk lagi sampai semua bahan tercampur rata setelah Aisya kocok.
Repot ga sih masak bareng anak?
Hm, saya memang ingin melibatkan Aisya ketika saya memanggang sesuatu. Untuk masak sayur dan menu lainnya belum. Repot sih tidak terlalu, karena saya pun hanya bikin kue/kukis/cupcake yang sederhana seperti Bolu Pisang, Brownies, Kastangel, dan Almond Crispy Cheese.
Paling yang bikin suka greget adalah ketika Aisya ingin turut memasukkan bahan-bahan ke dalam mangkok. Seperti menambahkan terigu, gula dan lain-lain yang masih harus saya takar. The thing is Aisya ingin melakukannya sendiri.
Akhirnya make a deal sih, Aisya boleh menuangkan bahan lain, tapi saya takar dulu. Harusnya sudah saya siapkan per magkuk kecil ya bahan-bahannya ๐
Atau saat Aisya mengocok dengan semangat, kadang adonannya ada yang keluar dari mangkuk. Nah, disini saya suka bawel โAisya pelan-pelan aja, look the batter is spread out to the floor,โ. Kalau sudah begini Aisya seringkali menenangkan dengan bilang, โIni gampang kok Mami, tinggal di lap aja. Tenang ya Mami, Aisya ambil tissue dulu,โ.
Hahaha, melihat responnya, saya jadi tertawa malu. Kadang, anak ini memang lebih dewasa dari Emaknya.
Baru-baru ini Aisya juga rikues untuk bikin nasi goreng sendiri. Begini kira-kira dialognya..
โMami, aku mau makan nasi goreng,โ ucapnya.
โOke, Mami masakin yaa,โ saya langsung berjalan ke dapur.
โNgga mau. Aisya mau masak sendiri,โ pintanya.
โMasak SENDIRI???โ saya agak kaget.
Saya berusaha menunjukkan sikap proaktif dengan tidak langsung mematahkan semangatnya dengan mengatakan sebaiknya saya yang masak dan Aisya menunggu sambil bermain. Saya biarkan otak saya mengatur sebuah rencana.
Okey, setelah langkah-langkahnya tergambar jelas, saya mulai menyiapkan alat dan bahannya. Saya siapkan pisau dan talenan plastik. Kemudian meng-geprek bawang putih. Memecahkan telur dan menempatkannya dalam mangkuk kecil. Memasang wajan berisi sedikit minyak goreng di atas kompor. Serta mendekatkan nasi, garam serta penyedap rasa.
Terakhir, saya ambil bangku kuning kecil agar Aisya bisa memasak dengan nyaman.
Tiba saatnya memasak, Aisya tinggal mencacah bawang putih yang sebelumnya sudah saya geprek. Dan mencemplungkan bawang putih, telur, nasi dan bumbu-bumbu secara bertahap. Oia, Aisya meminta api-nya kecil saja, and I set that for her ๐
Dengan spatula, Aisya berusaha mengoseng telur dan membulak-balikan nasi. This part was pretty hard for her. Jadi saya bantu dulu sampai nasi dan bumbu-bumbunya tercampur rata, lalu saya berikan lagi spatulanya pada Aisya. Tak lupa, saya ajak Aisya mencicipi nasi gorengnya dulu.
Wah, ternyata rasanya enak! Aisya langsung lahap menyantap nasi goreng buatannya sendiri.
Kembali tentang repot ngga repot. Sedikit repot, tapi saat melihat Aisya yang semangat belajar memasak, saya merasa perlu memfasilitasinya. Apalagi antusiame-nya datang dari sang anak.
Melihat Aisya yang gigih belajar jadi kebahagiaan tersendiri buat saya. Senang gitu, melihat di umurnya yang masih 4 tahun, Aisya berani bersentuhan dengan dapur, wajan, mixer, dan peralatan memasak lainnya.
Cooking is fun, though.
Yep. Jadi masak-memasak adalah kegiatan pertama yang suka saya lakukan bersama anak.
MENGGAMBAR & MEWARNA
This slideshow requires JavaScript.
โMami, bisa gambar ulat ngga?โ
โBisa,โ
โMami, bisa gambar bola basket ngga?โ
โBisa,โ
โMami, bisa gambar unta ngga?โ
โHmm, unta yah? Bisa, insya Allah,โ
โKalau gambar anak ayam?โ
โBisa, bisa..โ
โGambar Robocar Poli, bisa?โ
โRobocar Poli? Hehe, yang itu Mami belum bisa. Gimana kalau minta Uncle nge-print aja lalu Aisya warnai?โ
Waduh Nak, kalau robot-robotan Mami kayaknya perlu belajar dulu nih.
Saya memang suka menggambar dan mewarna. Ngga jago yaa. Ketika Aisya meminta saya menggambar sesuatu, terutama orang, insya Allah saya bisa. Sesuai imajinasi saya atau melihat dulu gambar-gambar yang lucu, lalu membuat gambar yang serupa dengan modifikasi sedikit.
Kami suka membeli buku gambar kosong. Lalu digambar dan diwarnai oleh Aisya (kadang bersama-sama). Aisya juga mulai sering menggambar, terutama orang yang sedang memegang balon. Menggambar anak perempuan dengan temannya atau dede bayi. Dan menggambar Ayah, Mami serta Aisya.
Untuk anak 4 tahun, menurut saya sih sudah lumayan ya. Karakter yang ia gambar biasanya sudah dilengkapi dengan mata, hidung, mulut, telinga, rambut, pita untuk anak perempuan, anak laki-lali ngga pakai anting, ada tangan juga kaki.
Ketika mewarna, Aisya suka warna warni seperti pelangi. Dunno why, but again I think its good because it make the picture colorful ๐
Selain buku gambar polos seharga Rp. 2.500,- yang kami beli di warung, Aisya juga punya buku mewarna. Aisya suka mengajak saya, Ayahnya dan teman-temannya untuk ikut mewarna. Baik menggunakan pensil warna, crayon, spodil maupun cat air.
MEMBACA BUKU & MENDONGENG
Ada kejadian unik kemarin subuh. Sekitar pukul 4 pagi, Aisya bangun. Mendengar suaranya, otomatis saya terbangun.
โMami, tolong bacain buku,โ ucapnya dengan suara khas bangun tidur yang masih agak serak dan lembut.
Saya pikir Aisya ngigau, saya tawarkan untuk membacakannya surat-surat pendek, karena terkadang Aisya juga terbangun tengah malam dan minta disenandungkan ayat-ayat Al-Qurโan di juz terakhir.
โBacain buku, Mamii, yang Sesame Streetโ pintanya.
Saya ajak diri saya untuk melek sepenuhnya, saya pencet stop kontak dan mengambil buku berjudul โ5 Minute Storiesโ. Rupanya Aisya ingat, sebelum tidur ia minta dibacakan 3 cerita dari buku ini, namun baru 2 cerita sudah keburu terlelap.
โAisya mau dibacakan yang Bertโs Birthday?โ tanya saya, menunjukkan halaman dengan cerita dengan judul tersebut.
โMau, Ok mirip ya Mam, sama Big Bird New Nest,โ jawab Aisya.
Dalam hati saya membatin, โWah, nih anak hapal juga ya judul yang saya bacakan semalam, hihiโ. The last story that I read before she fallen asleep is Big Bird New Nest.
โIya, mirip ya Bert dan Bird. Kalau Big Bird yang gimana?โ saya tes apakah Aisya benar-benar awake at that time.
โYang yellow badannya and big. Bert juga same, yellow, tapi ngga ada bulu-nya,โ aha! Ternyata Aisya benar-benar bangun.
Akhirnya, saya bacakan cerita di buku Sesame Street itu. Lagi-lagi, baru selesai dua judul, Aisya kembali terlelap.
Anytime she asked me to tell her stories or read her a book, saya selalu semangat! Mungkin karena saya suka membacakan nyaring dan mendongeng, jadi senang aja kalau Aisya minta diceritakan. Off course Iโm also very glad of her interest in book ๐
Oia, foto yang sebelah kanan itu, kami bikin wayang kertas. Seperti biasa, saya gambar lalu warnai dan digunakan sebagai alat peraga saat mendongeng. Ceritanya tentang Roro Jongrang dan Bandung Bondowoso yang belajar antri.
Baca juga : Roro Jongrang & Bandung Bondowoso Belajar Antri
MAIN DI PLAYGROUND
Entah kenapa, saya juga senang menemani Aisya main di playground. Menemani Aisya jadi penjual burger, sushi, es krim dan saya jadi pelanggannya. Melihat kelincahannya memanjat, loncat-loncat di trampolin, main games, termasuk kadang-kadang saya ngikut saat Aisya naik perosotan hahaa..
Ya, sekali-kali aja kok. Penasaran karena jaman saya kecil dulu belum ada perosotan panjang dengan penutup atau perosotan model balon yang enak banget saat meluncur dan mendarat.
Baca juga : TAMAN TASIK PERDANA
NYANYI & MENARI
Saat mengantar Aisya untuk latihan nari tahun lalu, tak disangka, saya sangat menikmatinya. Aisya dan teman-temannya menari diiringi lagu โAku Bisaโ, mereka tampil dalam rangka memperingati hari Ibu.
Setelah anak-anaknya latihan, terkadang di sesi terakhir, Bu Inday (koreografer-nya) meminta para Ibunya ikut menari. Ya supaya anak-anaknya makin semangat kali ya. Sekalian supaya Ibu-ibunya bisa memantapkan gerakan anak-anaknya di rumah.
Jadilah saya ikut menghapalkan musik dan gerakannya. And I really enjoy it! Apalagi latihannya di ruangan dengan cermin besar. Mirip tempat latihan balet, terutup, dan tidak ada pria dewasa. Jadi bebas ber-ekspresi yaa.
BERKEBUN
Belum bisa dibilang berkebun sih sebenarnya. Kami baru saja ikut playdate berkebun dan pulang membawa 4 pot berisi tanaman Selada, Sukulen, Basil dan Mint. Ditambah, Aisya dapat hadiah dari teman sekolahnya berupa tanaman Stroberi yang dibawa dari Kebun neneknya di Sumedang.
Sebelumnya, suami sudah memanggil tukang untuk mempercantik taman. Dengan bertambahnya tanaman di rumah, kami jadi semangat melongok ke halaman depan. Pagi-pagi, saya perhatikan sudah tumbuh tinggi belum ya? Buahnya sudah ranum belum ya?
Aisya suka ikut mengamati dan menyiram tanaman, memetik stroberi yang sudah matang juga kadang mengambil beberapa โbungaโ untuk diberikan ke saya.
“Mami, buah stroberi-nya kok warnanya hijau trus putih, trus baru merah?” begitu tanya Aisya.
“Iya, prosesnya gitu. Pertama hijau dulu, lalu jadi warna putih. Kalau masih putih berarti belum matang. Pas warnanya berubah merah semua, ada putihnya dikit gapapa, itu artinya sudah bisa dimakan,” jawab saya
Minggu lalu saya juga mencoba menanam cengek, dan kemarin lusa saya benamkan setengah jeruk purut beserta bijinya di pot. Harapannya dua-duanya ikut tumbuh dan berbuah. Amiiin.
Menanam dan merawat tanaman seperti ini ternyata bisa bikin hati senang dan rileks yaa ๐
TRAVELING
Berkaca dari pengalaman weekend minggu lalu, saat kami naik travel ke Bintaro dan pulang kembali ke Bandung, saya jadi makin sadar kalau Aisya itu teman yang asik dan kooperatif selama di perjalanan.
Saya ceritakan secuil yaa. Travel yang sudah kami pesan ternyata delay. Walhasil, kami harus menunggu selama 2,5 jam tanpa kejelasan. Mood saya lagi swing banget hari itu (I’m on my period). Alhamdulillah Aisya anaknya bisa menjaga dan mengembalikan mood positif saya. Saat menunggu, saya tawarkan mau balik atau lanjut daaan Aisya ingin tetap berangkat.
Beberapa kali Aisya menghibur saya dengan melongok keluar, “Mami, bentar ya Aisya cek travelnya sudah datang blum,”.
“Aha! Aisya ada ide. Sambil nunggu, kita belanja dulu yuk,” sambil menggandeng tangan saya ke Circle K.
Terakhir ia menanyakan pada mbak-mbak di depan dan mendapatkan informasi kalau sebentar lagi bakal datang travelnya
“Yeaaay, Mami, akhirnya datang juga ya travelnya!” semangat Aisya pun menular ke saya.
Setelah naik, Aisya bobo. Sampai rest area, saya bangunkan untuk menemani saya ke toilet. Sebagai hadiah karena Aisya mengembalikan mood positif, saya perbolehkan Aisya beli cemilan yang ia mau ๐
Saya juga menikmati perjalanan pulang ke Bandung, di jalan kami bobo, main “Pak Polisi” menyebutkan nama-nama buah dan makanan, ngobrol, makan, dan bermain-main dengan imajinasi kami sendiri.
Setiap kami traveling, Aisya memang jarang sekali rewel. Seringnya energi-nya masih pol aja kemana pun kami pergi. Bahkan saat Mami dan Ayahnya lelah setelah mengunjungi banyak tempat, Aisya masih punya tenaga untuk bermain di dalam hotel. Alhamdulillah.
Sikap Aisya yang positif selama traveling inilah yang bikin saya ikut semangat ๐
SHOLAT BERJAMAAH & MENGAJI
Ketika Aisya bilang, โMami, Aisya mau solat. Aisya jadi imam-nya yaa,โ.
Dan saat Aisya minta saya membacakan surat-surat pendek untuknya, lalu ia mengikuti. Saya senang sekali. Surat-surat pendek plus surat Al-Fatihah yang saya bacakan adalah surat-surat yang sudah ia hapal. Agar hapalannya terjaga, saya suka membacakan dari Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq hingga terakhir, surat yang sedang ia hapalkan sekarang.
Aisya mau mengulang ayat demi ayat saja saya sudah senang.
Pun ketika Aisya bilang mau jadi imam, saya persilakan. Saat keinginan untuk solat datang dari dirinya sendiri itulah yang bikin saya senang. Saat solat berjamaah magrib misalnya, kadang saya kerasakan bacaan dan ternyata Aisya mengikuti (sudah bisa surat yang saya baca tersebut). Subhanallah, mendengarnya saya haru sekali ๐ Alhamdulillah Alhamdulillah.
Aisya hanya boleh menjadi imam ketika solat bersama saya (dan makmum perempuan lainnya). Jika ada ayahnya, kami beri pengertian bahwa Ayahnya-lah yang jadi imam. Pelan-pelan.
Momen-momen mendekatkan diri pada Allah ini juga menjadi salah satu kegiatan favorit saya dengan Aisya.
Okay, that’s the 8 things that I enjoy doing with my daughter. Kalau Ibu-ibu suka melakukan kegiatan apa aja nih yang seru sama anak? ๐ share yuks..