Cita dan Cinta Audia Kursun (Indonesian-Turkey Couple)

Assalamu’alaykum 🙂
Hi, I’m back with ngobrol-ngobrol sama Ibu muda. Kali ini, topik yang saya pilih adalah tentang nikah campur/cross cultural marriage.

Nikah sama bule? Saya masih menyimpan buku dengan judul ini di rumah, hihi dibaca saat masa-masa kuliah. Alhamdulillah kesampaian nikah sama bule Arjasari alias orang Sunda aseli hahaa..

Kontras sama Dea, nyonya muda yang satu ini nikah sama bule dalam arti sebenarnya, bule Turki lagi! jangan-jangan saudaraan sama yang nolongin Aisya waktu jalan-jalan di Batu Caves Malaysia seperti yang saya ceritakan di Hazerbaba Pistachio Turkish Delight

Saudaraan atau engga yang jelas, saya kenalnya sama Dea Audia Santi – nya, karena alumni UPI jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini juga satu organisasi dengan suami saya di Pembinaan Anak-anak (PAS) Salman, yang sekre-nya di gedung kayu Salman ITB.

Kenal banget sih engga, beruntung Dea-nya baik jadi mau menjawab semua pertanyaan dari saya hihi. Makasi banyak yaa Dea. 

Selama tinggal di Turki, Dea dan Mustafa termasuk rajin mengirimkan netizen reportartion ke NET.TV (stasiun TV ter-kece kalau kata teh Sarah Sechan mah). Perjalanan cinta Dea dan Mustafa Kursun pernah dimuat di Buku Long Distance Heart 3 (LDH 3) dan Majalah Aquila Sytle Singapura, dimana Dea menceritakan tentang Long Distance Relationship-nya bersama pria warga Negara Turki yang kini menjadi suaminya.

Berawal dari cita-cita ingin menjelajahi Turki sejak SMA, semesta mendukungnya untuk tak hanya berangkat ke tempat yang diimpikannya, namun juga bertemu separuh jiwa-nya. 

Apa aja sih tantangan yang dihadapi kalau nikah campur? Apa aja persyaratan nikah sama WNA? Tempat-tempat mana aja di Turki yang berkesan buat Dea? Gimana prosesi pernikahan di Turki? Apa masakan Indonesia kesukaan Mustafa? Yuk merapat karena Dea berbagi cerita cita dan cinta-nya disini 🙂

First I’d like to say, selamat yaa untuk suami Dea yang menjuarai lomba pidato berbahasa Indonesia di KBRI tahun lalu. Hadiahnya apa nih?

Terima kasih tetehcim hihihihi. Hadiahnya diundang presiden RI untuk ikut upacara kemerdekaan di istana Negara, tiket PP Indonesia-Turki, jalan-jalan ke Jakarta dan jogja, plus uang saku.

Mention 5 things you love about Turkey!

1. History! Turki adalah Negara yang setiap jengkal wilayanya mempunyai nilai sejarah tinggi. Terutama sejarah Islamnya.

2. Aya Sofia! Kita bisa lihat bentuk toleransi yang nyata di masjid yang dahulunya adalah sebuah gereja.

3. Kiz kullesi and Boshporus sea! Mengingatkan tentang perjuangan suami ketika berusaha mendapatkan saya hehehe

4. Seasons! Setiap musim punya keunikan tersendiri, and my favorite one is Autumn. Musim paling romantic sekaligus musim dimana saya melangsungkan pernikahan bersama suami hehehe.

5. People

Mereka sangat ramah, terutama jika mendengar kita berasal dari Indonesia. Seketika mereka akan merasa kita adalah saudaranya karena Negara kita adalah salah satu Negara dengan penganut islam terbesar di dunia. 

Turki adalah Negara yang..

Saya impikan untuk dikunjungi bertahun-tahun lalu. Saya selalu berdoa agar bisa berkunjung ke Negara ini bagaimanapun caranya. Sempat mencoba ikut beasiswa tapi stop ditengah jalan karena kuliah di Indonesia berada ditengah jalan. Allah ternyata memberikan saya bonus lebih, yaitu memberikan saya suami yang berkewarganegaraan Turki. 

Saya menginjakan kaki di Negara ini untuk pertama kalinya tahun 2014. Saya ingat tangis pertama yang tumpah ketika mendengar lantunan adzan di Negara itu. Saya ingat tangis-tangis lain yang tumpah ketika suami mengajak saya berkeliling Istanbul untuk pertama kalinya. 

Saya memeluk suami dan mengatakan terima kasih sudah menjadi perantara Allah dalam mewujudkan mimpi saya. 

Saya menyukai ketetraturan disana, saya menyukai sistem transportasinya, saya suka menjelajah disana. Turki sudah menjadi rumah kedua untuk saya.

‘Kehidupan’ di Turki dimulai pukul? 

Dimulai pukul 8.00 atau 8.30 pagi untuk siswa sekolah dan pekerja kantoran. Biasanya siswa sekolah pulang pukul 3 sore, untuk jam pulang kantor biasanya pukul 4-5 sore. Untuk musim panas, biasanya sekolah libur dan untuk pekerja kantoran mulai bekerja pukul 8.30 pagi sampai pukul 5 sore (masih terang benderang jam segitu tuh ehehhe). Untuk musim dingin, sekolah dimulai pukul 8.30 dan selesai pada pukul 4 sore.

Kalau musim panas, biasanya toko-toko tutup lebih malam karena jam 8 disana masih terang benderang, kalau winter biasanya tutup lebih awal, sekitar pukul 5-6 sore. Untuk pusat perbelanjaan (mall) tutup sekitar pukul 10 malam.

Nah kalo weekend, biasanya ‘kehidupan’ mulai pukul 10 pagi hehehe karena mereka biasanya tidur lagi setelah solat subuh dan bangun pukul 10 langsung sarapan.  

Selama tinggal disana Visa apa yang Dea pakai?

Visa pertama yang dipakai adalah E-Visa (visa kunjungan yang berlaku 30 hari). Sampai sana langsung urus izin tinggal (IKAMET).

Kangen nggak sama Indonesia-Bandung, khususnya Pandeglang?

Kangen banget!!! Makanannya ngangenin, makanan Turki kurang bumbu *eh 😀 

Kalo ke pandeglang kangen sama keluarga dan sahabat deket, kangen banget! Kadang suka nangis, terutama pas lagi winter. Mellow mellow gimanaaaa gitu hehehe.

Gimana kesan lebaran pertama bareng keluarga Emus? Kabarnya tiap Idul Fitri selalu ada Festival Gula disana dan yang berangkat solat Ied hanya para lelaki, betul nggak?

Festival gula belum pernah liat sih. Tapi kalau Lebaran Idul Fitri identik dengan gula, itu benar adanya! hehehe. 

Hidangan makanannya full manis. Makanan khas idul fitri disini adalah BAKLAVA. Baklava dibuat dari adonan mirip pangsit yang ditumpuk-tumpuk trus dipanggang dan disiram air gula. Rasanya? Bikin giung hehehe. Makanan khas lainnya adalah Lokum atau Turkish delight, kalo pernah nonton Narnia pasti tau bentuk Turkish delight hehehe. 

*yang penasaran sama bentuk Turkish Delight, bisa lihat disini

Selanjutnya adalah Sharma. Sharma adalah makanan yang terbuat dari beras yang dibungkus daun anggur, rasanya mirip arem-arem sedikit, cuma bedanya si daun ‘arem-arem’ versi Turki ini bisa dimakan hehehe. 

Nah yang wajib ada di lebaran orang Turki adalah permen dan coklat, anak-anak kecil biasanya datang ke rumah-rumah buat minta permen dan coklat.

Untuk solat Ied di masjid hanya dilakukan kaum pria, biasanya perempuan di rumah. Awal-awal sedih banget karena gabisa ikut sola ied di masjid, padahal waktu itu udah siap mau berangkat ke masjid. Kalau mau solat Ied berjamaah, kita bisa datang ke KBRI atau KJRI.

Sebelum menikah dengan pria Turki, pernah kebayang nggak sih kalau Dea akan menjalani nikah campur? Apa sih tantangan terberat dari menjalani cross-cultural marriage (in this case, with a Turkish Man) Dan gimana cara Dea dan Mustafa menanganinya?

Gak pernah sama sekali, mikirnya jodoh gak jauh-jauh dari orang Pandeglang. Gataunya si tulang rusuk melenceng jauh ke Turki hehehe. Tantangan terbesar sih biasanya miss-komunikasi karena kendala bahasa. Tapi lama-lama masalah tersebut jarang muncul hehehe. Saya dan suami gak pernah marah lebih dari satu hari. Biasanya langsung baikan, biasanya kita pake winwin solution buat nyelesein masalah kita. Soal budaya dan perbedaan madzhab gak terlalu ketara masalahnya hehehe. 

Sebenernya orang Turki terkenal keras, tapi suami berbeda dari kebanyakan orang Turki. Mungkin ini karena didikan Mama mertua yang kentel banget. Keluarga mertua perempuan sebenernya berasal dari kawasan laut hitam, orang-orang kawasan laut hitam terkenal keras dan mudah marah. Tapi mama mertua dan suami gak termasuk orang yang punya dua karakteristik itu. Ya walaupun kadang suka nyempil sih dikit-dikit (gen tidak membohongi hehehe), tapi engga sampe yang teriak-teriak. Banyak loh suami-suami yang gak malu marahin istrinya di tengah jalan sambil nunjuk-nunjuk.

Beberapa temen ada yang bermasalah dengan mertuanya, karena katanya mertua Turki jahat-jahat. Kayaknya kalo konflik menantu mertua itu gak Cuma di Turki ya, di Indonesia juga banyak. Apalagi kalo tinggal serumah, potensi bermasalahnya besar. Soal galak-galak itu saya jawab engga juga kok, mertua saya Alhamdulillah engga begitu. Saya gak pernah disuruh-suruh beliau, kalaupun saya tinggal disana lebih dari seminggu. 

Kalo dibilang orang Turki itu suka banget bersih-bersih, iya bener banget! Rumah orang Turki adalah rumah terbersih yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Sampai pintu aja di-lap hehehe.

Bagaimana prosesi resepsi pernikahan di Turki?

Prosesi pernikahan disana itu bergelimang emas dan uang hehehe.

Tiap daerah beda adat biasanya dan yang paling kentel adat-nya tuh di desa-desa.

Saya akan menjelaskan adat pernikahan disana secara umum yang saya alami.  Ada sekitar 5 tahapan yang dilalui pasangan Turki sebelum menikah. Panjang ya? Kemarin saya hanya mengalami satu tahapan saja yaitu Duğun (Resepsi pernikahan) saja. Tahapan menuju pernikahan itu adalah:
1. Söz

 Soz berati perjanjian, semacam “tunangan” tapi tidak seresmi dan seserius tunangan. Biasanya ditahap ini keluarga membuat semacam pemberitahuan bahwa anaknya mempunyai hubungan dengan anak dari keluarga si fulan yang ditandai dengan pertukaran cincin. Ditahap ini ada beberapa perempuan yang sudah meminta hadiah kepada si calon. 

Hadiahnya bisa berupa emas, pakaian, sepatu, handuk-handuk yang sudah dihias, patik (rajutan yang mirip sepatu/ kaos kaki yang dibuat  dari benang wol dan biasanya dipakai di musim dingin) beserta rajutan lain dan lain sebagainya.

2. Nişan (tunangan). 

Di tahap ini ditandai dengan pertukaran cincin juga dan tahapnya lebih serius. Tahap ini mirip ‘tradisi’ lamaran di Indonesia. Keluarga calon pengantin pria datang ke keluarga calon pengantin perempuan. Mereka membawa ‘seserahan’ seperti di Indonesia. Terkadang keluarga perempuan juga sudah ‘meminta’ seserahan apa yang harus dibawa oleh calon pengantin laki-laki. 

Hantaran yang utama adalah emas. Emas dinilai sebagai lambang kemakmurah pengantin perempuan di Turki

Karena itu tak jarang mereka meminta emas yang harganya fantastis luar biasa. Hal inilah yang sebenarnya menyebabkan lelaki Turki menikah di usia matang (sekitar 30 tahunan) karena mereka mengumpulkan uang untuk tuntutan ‘mahar emas’ dari calon pengantin perempuan. 

Sebelum masuk ke tahap ini biasanya keluarga sudah membicarakan soal mahar yang harus diberikan oleh keluarga lelaki di tahap sebelumnya. Soal mahar, perlu diakui kalau perempuan Turki memiliki standar mahar yang tinggi, katanya tradisi ini terilhami dari cara Rosulullah meminang Siti Aisyah. Kala itu Rosulullah meminang Siti Aisyah dengan ratusan unta, ribuan kambing dan lain-lain. Jika dirupiahkan, jumlahnya sangat fantastis. Nah, karena ini sebagian masyarakat Turki meminta mahar yang cukup besar kepada calon pengantin lelaki. Alasan lainnya adalah emas tersebut untuk ‘simpanan’ darurat para pengantin, untuk keadaaan yang tak terduga. 

Saat prosesi ini, biasanya dipisahkan antara tempat untuk perempuan dan laki-laki. Setelah mereka resmi tukar cincin dan serah terima hadiah, biasanya lelaki dan perempuan dan laki-laki langsung memisahkan diri. Tradisi zaman Ottoman ini masih kental di kota kelahiran suami saya. 

Nah pada tahap ini biasanya si calon gelin (pengantin perempuan) menunjukan keahliannya dalam menuangkan teh kepada tamu undangan hehehe. 

Tradisi meminun teh sudah mendarah daging di kehidupan bermasyarakat orang Turki. Rasanya bukan Turki jika tidak minum teh.

3. Kına Gecesı

Prosesi ini hanya dilakukan oleh calon gelin di kediamannya. Diselenggarakan oleh keluarga calon gelin. Kina gecesi berati malam kina (henna atau pacar). Malam ini mirip malem midadodareni ala jawa atau tradisi siraman ala sunda dan Jawa. Malam Kina biasanya diisi oleh tarian-tarian dengan menggunakan pakaian tradisional ala perempuan Ottoman. 

Calon gelin begitu dimanjakan dimalam ini, duduk di kursi khusus calon gelin dan sesekali ikut berdansa dengan tamu undangan. Puncaknya adalah ketika calon gelin diberi tutup kepala warna merah yang dijuntaikan sampai menutupi wajahnya. Mereka duduk di sebuah kursi yang dikelilingi beberapa penari yang menyanyikan lagu khas kina gecesi dengan membawa lilin di tangannya. Nyanyian tersebut mempunyai arti yang sangat dalam, maka tak jarang beberapa dari calon gelin menangis haru di malam ini. 

Kemudian calon mertua perempuan datang menghampiri calon gelin untuk memberikan koin emas yang disimpan diatas telapak tangan yang sudah dibubuhi henna. Sebelum calon mertua memberi emas, biasanya calon gelin tidak akan menutup telapak tangannya. Setelah emas didapat, calon gelin menutup kedua telapak tangannya dan ditutup dengan penutup tangan berwarna merah. Maka berakhirlah prosesi malam henna. Malam dimana keluarga melepas anak perempuannya untuk diserahkan ke pengantin pria.

4. Nikah

Sampailah para calon pengantin pada prosesi sakral ini. Prosesi dimana ijab dan qobul diucapkan. Kalau di Indonesia, acara ini sangat sakral sekali sehingga tak sedikit yang membuat prosesi nikah dibuat sesempurna mungkin. Yang saya lihat di Turki, acara akad nikah ini tidak sesakral di Indonesia. Tak jarang ada yang mengadakan prosesi ini dengan pakaian seadanya, kadang dilakukan malam hari (seperti yang dilakukan saudara saya), pakaian yang digunakan calon dan keluarganyapun biasa saja. Bahkan saya melihat penghulu akad nikah saudara saya hanya menggunakan celana pendek saja. 

Ketika saya bertanya pada suami, apa di turki acara akad nikah tidak dianggap spesial? Dia sih jawab spesial, mungkin saja pemaknaannya saja yang berbeda dengan orang Indonesia. Ijab dan qabul ala Turki tidak sepanjang ijab dan Qabul Indonesia. 

Pengantin hanya ditanyakan beberapa pertanyaan seputar kesiapan menikah oleh penghulu dan mereka menjawab “evet” (yang berati iya). 

Ketika penghulu menanyakan  bukti pernikahanpun hanya dibuat di kertas kosong yang diisi dengan calon pengantin, imam nikah, saksi dari kedua belah pihak. Informasi di kertas terbutlah yang nanti menjadi informasi di buku nikah mereka. Oya, buku nikah Turki hanya terdiri dari satu buah, kalau di Indonesia perepuan dan  laki-laki memiliki buku nikah sendiri kan. Mungkin karena dirasa kurang sakral, keluarga teman Malaysia saya yang menikahi perempuan Turki mengininkan prosesi akad nikah ini diulang ketika teman saya melakukan resepsi di Malaysia. Oya,perempuan Turki tidak wajib didampingi wali nikah ketika akan menikah nanti. Hal ini dilakukan karena mereka dianggap sudah dewasa untuk melakukan pernikahan. Ada yang bilang kalau wanita juga bisa jadi penghulu, saya pernah lihat satu kali di facebook teman saya. Mungkin di beberapa daerah ada tradisi yang berbeda, sekali lagi ini hanya prosesi yang pernah saya lihat langsung hehehe.

5. Duğun 

Prosesi inilah yang dianggap sangat penting di Turki. Biasanya calon pengantin tak tanggung-tanggung melakukan apa saja agar pernikahannya meriah. Zaman sekarang, umumnya resepsi pernikahan dilakukan di gedung-gedung, tapi ada juga yang masih melakukan di rumahnya. Hal ini dipengaruhi oleh tipe hunian masyarakat Turki dewasa ini. Karena kebanyakan menetap di apartemen, menyewa gedung adalah pilihan yang tepat untuk melangsungkan pernikahan. Karena rumah mertua saya juga di apartemen, jadi saya melakukan resepsi di gedung. 

Saya menikah pukul 7 malam. Pukul 10 pagi saya pergi ke salon untuk berdandan. Tidak ada kehebohan berarti menjelang resepsi. Di Indonesia, menjelang resepsi saya dan keluarga sudah sibuk lahir batin. Disini biasa saja, seperti tidak ada acara besar yang akan terjadi hehehe. Di salon biasanya pengantin mulai dicabuti alis dan rambut-rambut halus di area wajah dengan menggunakan benang. 

Percayalah, anda sekalian tidak akan mau mencoba sensasi ini yang konon sangat menyakitkan. Saya tidak melakukannya karena sudah diperingatkan oleh teman saya yang sudah mengalami sebelum saya. Saya lihat adik ipar saya melakukan ini dan wajahnya merah-merah. Perempuan Indonesia tidak mempunyai rambut halus di area wajah, kalaupun ada jumlahnya sangat sedikit. Selesai berdandan, kami pergi ke studio foto untuk mengambil beberapa foto pasca nikah. 

Keluar dari studio foto kami dikerubungi anak-anak kecil yang meminta ‘ampau’, – tradisi ini kadang memaksa. Tujuannya memang untuk berbagi rezeeki, tapi terkadang beberapa anak melakukan aksi nekad. Tradisi ini sudah dilarang di beberapa kota karena membahayakan, ada beberapa anak yang tertabrak mobil pengantin ketika memaksa meminta uang. Bahkan ada pengantin pria yang meninggal ditembak oleh gerombolan pemuda yang meminta uang, si pengantin tidak mau memberi uang, akhirnya nyawa melayang.

Setelah ini kami kembali ke rumah, bersiap-siap untuk pergi ke gedung pernikahan. Ada satu tradisi yang tidak saya lakukan ketika acara ini, yaitu ketika adik laki-laki saya memutarkan selendang merah sebanyak tujuh kali ke pinggang saya. Acara ini sangat sakral sekali, saya melihat sodara saya menangis ketika melakukan tradisi ini. Saat itu tidak ada anggota keluarga saya yang ikut ke Turki untuk merayakan resepsi pernikahan kami. Malam sebelum hari resepsi kami menyusun handuk-handuk untuk disematkan di kaca spion mobil. 

Handuk memiliki filosifi tersendiri untuk perempuan Turki. Handuk memiliki arti kebersihan. Perempuan Turki juaranya untuk soal kebersihan. 

Makanya, handuk tak pernah absen di hantaran seserahan pengantin pria untuk pengantin wanita.

Tiba saatnya kami berangkat ke gedung pernikahan, sebelum berangkat kami memanjatkan beberapa doa. Setelah itu kami naik mobil pengantin, saat itulah kegaduhan dimulai. Pernikahan Turki identik dengan keramaian, ketika ada pengantin lewat, pasti suara klakson mobil menggema disepanjang jalan. Ada yang melakukan tradisi menari dulu sebelum berangkat ke gedung pernikahan dengan lagu dan tarian khas Turki. Sesampainya di gedung, saya langsung masuk ruangan gelin. Biasanya di ruangan tersebut berisi pengantin dan orang tua si perempuan yang biasanya diisi dengan kata-kata romantis orang tua terhadap mempelai perempuan. Setelah itu kami masuk gedung, tepuk tangan bergemuruh di penjuru gedung. Kami kemudian duduk di bangku pengantin. 

Sebenarnya acara resepsi pernikahan di Turki sangat identik dengan tari-tarian khas Turki, tetapi kemarin kami isi dengan ceramah. Selesai ceramah mulailah prosesi memberikan amplop. 
Di Indonesia, biasanya hadiah uang disimpan di amplop, di Turki kita akan memberikan uang secara langsung dengan digantung di selendang yang dikalungkan di pengantin. Untuk perempuan biasanya menggunakan selendang berwarna merah, sedangkan laki-laki berwarna putih. Selendang tersebut akan ramai dengan uang dan koin-koin emas. Tujuannya untuk ancang-ancang ketika keluarga si pemberi menikah, maka kita akan memberikan hadiah dengan nominal yang sama atau bahkan lebih. Jadi kalau kasih amplop sedikit biasanya akan langsung ketahuan hehehe. 

Saya diberikan hadiah gelang emas oleh mertua saya. Hadiah gelang emas itu bernama bilezik

Bizelik ini wajib diberikan mertua kepada pengantin perempuan dan biasanya pengantin boleh menentukan berapa bilezik yang harus diberikan mertua.

Mertua saya sendiri mengajak saya ke toko emas dan meminta saya memilih sendiri bilezik yang saya suka. Selain itu mertua saya juga membelikan saya beberapa barang yang saya suka. Tradisi membelanjai pengantin Turki ini wajib dilakukan mertua (katanya hehehe). Oya, ada tradisi unik dipernikahan Turki. Biasanya para lajang di Indonesia akan mencuri bunga melati hiasan pengantin perempuan, di Turki para lajang akan menuliskan namanya di sepatu pengantin perempuan, katanya yang namanya hilang diakhir pernikahan maka pernikahannya sudah dekat. Setelah itu kami melakukan prosesi lempar bunga. 

Untuk pakaian pernikahannya sendiri kami menggunakan pakaian pernikahan standar Internasional. Umumnya pakaian pengantin perempuan berwarna putih mirip pengantin-pengantin Eropa dan suami menggunakan setelan jas. Sebenarnya ada setelan jas adat Turki, tetapi suami saya kurang suka modelnya, jadi waktu menikah kemarin dia pakai setelan jas biasa. Mungkin karena Turki sekarang sudah menjadi negara sekuler, jadi pernikahanpun gayanya sudah internasional. 

Saya pernah berkunjung ke salah satu museum di kota Konya yang menampilkan pakaian adat pernikahan zaman Otooman dulu. Tentunya sangat berbeda sekali dengan pakaian adat pernikahan Turki zaman sekarang.

Untuk makanan jangan harap akan ada makan besar ala prasmanan Indonesia. Umumnya mereka hanya memberi kue-kue kering dan cake plus jus atau cola yang dibagikan oleh pelayan. Kalau mau merogoh kocek lebih dalam kita bisa membeli paket makanan, harga seporsinya lumayan. Untuk orang kaya mungkin tidak masalah, kemarin kami hanya memberi kue  kecil dan cake itu tadi hehehe.

Dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk menikah dengan WNA?

Tiap negara mempunyai peraturan yang berbeda. Untuk dokumen pernikahan menikah dengan orang Turki tidak sesulit menikah dengan warga negara lain. Sebelumnya tanyakan terlebih dahulu ke KUA setempat perihal pernikahan dengan WNA, setiap KUA mempunyai kebijakan yang berbeda juga. 

KUA daerah saya meminta surat izin dari RT, RW, Lurah, Kecamatan sama seperti pasangan calon Indonesia lainnya. Yang membedakan adalah surat izin menikah dari Kedutaan Turki yang wajib saya berikan. Untuk itu ketika akan menikah, saya dan calon pergi ke KBRT untuk meminta surat izin menikah dari pemerintah Turki. 

Dokumen yang dibawa adalah Akta lahir, Kartu Keluarga, KTP dan Passpor. 

Setelah itu mereka memberikan dokumen yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebanyak satu lembar dengan membayar sebesar 75.000. Setelah itu dokumen dibawa ke KUA. 

Syarat lain adalah surat perlakuan baik dari kepolisian, harusnya sih gratis karena itu tugas mereka. Cuma kemarin saya diminta satu juta hanya untuk surat tersebut. Kesel? Banget! Akhirnya saya kasih mereka 200.000, kita harus tegas! Kemarin saya tanya mereka dimana peraturannya? Teman-teman saya tidak membayar sama sekali untuk dokumen ini. Mereka cuma bilang, “biasanya sih satu juta”. Selesai surat kepolisian selesailah dokumen pernikahan saya di KUA. 

Untuk biaya administrasi pernikahan kami dikenakan biaya resmi sekitar 650.000 rupiah. Ada teman saya yang dikenakan biaya hampir tiga juta, intinya kita harus tegas dan mau bertanya “peraturannya mana” dan banyak baca di internet. Minimalkan celah korupsi dan suap. 

Setelah akad nikah, kami kembali ke jakarta untuk melaporkan pernikahan kami. Setelah itu kami diberi dokumen yang sudah dibungkus rapi dan diberi cap kedutaan untuk dikirim ke negara Turki. Kami harus mengirimkannya lewat POS, tidak diperbolehkan dibawa bersama kami. Kami sendiri juga tidak tahu alasannya, tapi ada teman yang membawa sendiri dan langsung diberikan ke catatan sipil Turki. 

Dokumen pernikahan itulah yang nantinya kita pakai untuk mendapatkan buku nikah versi Turki. 

Sekarang proses itu tidak usah dijalankan, ketika kita melaporkan pernikahan kita, mereka akan menuliskan email ke catatan sipil kota duami. Oya, suami saya menggunkan visa kunjungan selama 30 hari ketika melangsungkan pernikahan dengan saya.

Mayoritas para Ibu di Turki bekerja/stay at home?

Stay at home. Ada yang memang ingin dan ada yang diminta suaminya untuk tidak bekerja karena menurut mereka tugas mencari nafkah adalah tugas suami. Tapi sekarang sudah banyak ibu yang bekerja. Biasanya kalau punya anak, mereka titipkan ke nenek mereka atau dititipkan ke tempat penitipan bayi atau anak. 

Jarang ada keluarga Turki yang memiliki pengasuh, untuk urusan mengasuh anak biasanya mereka lakukan sendiri. Oya satu lagi, asisten rumah tangga di Turki harga sewanya mahal, maka dari itu biasanya perempuan Turki mengurusi tektek bengek urusan rumah tangga sendiri tanpa dibantu dengan asisrten rumah tangga. 

Agaknya ini juga banyak dilakukan perempuan Indonesia ya, soal rumah tangga memang lebih baik diurusi oleh istri hehhe, tapi kalau ada rezeki lebih kita bisa memperkerjakan asisten rumah tangga.

Apa masakan Indonesia kesukaan Mustafa?

Bakso dan rendang! Pasti kalo ke Indonesia, makanan itu yang Mustafa minta pertama kali. Kalau di rumah, saya sering masak bakso hehehe.

Menurut Mustafa, Dea adalah istri yang..

Ini mustafa yang jawab ya 😀

She is a life-time partner I can do everything with her. Not a good housewife in classical terms but supports me (sometines forces me) in every point of life. 

I hope she can be the woman behind a successful man.

Kalau lagi berantem, how do you guys cooling down?

Awalnya sih pasti diem-diem-an dulu. Terus mulai komunikasi, berbicara dari hati ke hati. Mengungkapkan semuanya secara verbal dan non verbal. Misalnya meluk, nangis, cium hehehe.  Biasanya yang mulai tuh Mustafa, keliatan yang gamau kalah siapa 😀

Kegiatan yang Dea dan Mustafa enjoy doing together?

Travelling

Kami suka banget nyambangin tempat baru pake mobil tua kami. Biasanya cari jalan alternatif yang gak banyak dipake orang, karena bakal nemu banyak hal baru disana. 

Saya inget perkataan suami saya, “I enjoy when I travel just with u” sambil megang tangan saya, eaa eaa eaaa 😀

When you reach your lowest point, u will.. 

Nangis of course. Trus curhat abis-abisan sama suami, biasanya suka langsung dipeluk trus dikasih kata-kata penguat. Saya kuat! Saya pasti bisa! Abis nangis biasanya diajak makan es krim atau makan hehehe.

Kalau lagi me-time, Dea bakal?

Tidur, nonton, nulis, foto-foto heehhee.

Nampaknya Mustafa sudah fasih berbahasa Indonesia ya, bagaimana dengan Dea?  

Bahasa Turki saya buruk sekali. Di rumah biasanya kami berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia (keliatan kan kenapa suami bisa lancar bahasa Indonesianya hehehe). Saya belajar bahasa Turki kalau berkunjung ke mertua, karena mertua tidak bisa berbahasa Inggris, mau tidak mau harus berkomunikasi dengan bahasa Turki.

I could say seni çok seviyorum tetehcım!”  artinya aku cinta banget sama kamu tetehku sayang! :*

Mother tongue-nya Turkçe, salah satu bahasa yang paling banyak dipakai diberbagai Negara. Beberapa negaranya pecahan soviyet juga pakai bahasa turki. Tentunya beberapa Negara yang dulunya merupakan Negara kekuasaan Ottoman juga mengerti bahasa Turki, sampai suku Uyghur di Cina. Suku Uyghur di cina merupakan campuran dari bangsa Cina yang menikah dengan orang Turki. 

Struktur bahasanya mirip sama sturktur bahasa Jepang, serumpun dengan bahasa Korea, Jepang Mongolia, Tungusic, Ainu. Makanya kadang ada beberapa kata di bahasa Turki yang mirip bahasa Korea karena berasal dari family yang sama yaitu Altaic. Untuk kosa katanya sendiri beragam, ada yang berasal dari bahasa Arab dan farsi (Iran).

Ada beberapa yang beranggapan Bahasa Turki adalah bahasa Arab, anggapan itu salah besar! Turki mempunyai bahasanya sendiri yaitu rkçememang pada zaman Ottoman alphabet Turki mirip dengan Alfabet Arab, tapi berbeda sekali. 

Setelah Mustafa Kemal Ataturk menjadi presiden, Tulisan Alfabet bahasa Turki berubah menjadi Alfabet latin. Bahkan saking niatnya memperkenalkan tulisan latin ini, Mustafa Kemal Ataturk sampai mengenalkan satu-satu kepada warganya. Menurut saya struktur bahasa Turki lebih sulit dari bahasa Indonesia hehehe (dasar aja males belajar :p)

Mayoritas penduduk Turki adalah muslim, namun kabarnya Turki adalah Negara sekuler. How do you and your husband respond to this issue?

Awal-awal bikin saya kaget sih. Dalam pikiran saya Turki sangat islami, tetapi setelah sampai Turki agak kecewa karena mereka banyak yang sekuler. 

Di Istambul dan Izmir misalnya. Karena Istanbul adalah kota pariwisata, jadi wajar kalau Istanbul cukup sekuler. Jangan kaget kalo liat perempuan buka-bukaan di musim panas, orang pacaran cipika cipiki di tempat umum, perempuan berhijab dan ngeroko, apalagi kalau main ke pantai (harus ngucap istigfar berkali-kali deh). 

Waktu ke Izmir, pas saya naik bus, ada perempuan yang melihat saya dari atas sampai bawah karena pakaian yang saya kenakan. Komunitas non muslim di Izmir juga cukup besar. Tapi ini juga kontras dengan beberapa masyarakat yang islami. Contoh kecilnya keluarga besar kami di Duzce. Mereka terbilang cukup islami. Budaya islam masih kenal disana, contohnya pergaulan antara pria dan wanita. Saya merasa canggung kalau berkumpul dengan laki-laki. 

Untuk mesjid, saya lihat di Indonesia beberapa masjid menggabungkan tempat berwudhu antara perempuan dan laki-laki. Di Turki, tempat berwudhu benar-benar dibedakan. 

Soal pakaian pun, kebanyakan muslim berjilbab disana tidak menggunakan celana ketat, tetapi terkadang mereka ‘asal’ ketika berkerudung (biasanya anak muda). Terkadang saya bisa melihat leher mereka. Perempuan berhijab disana biasanya menggunakan pardesu atau ferace (pakaian khas Turki), kalaupun menggunakan celana, biasanya menutup sampai lutut.

Kalian kan pengen jadi traveller-couple, udah bertualang kemana aja nih Dea dan ? Ceritakan dong tempat-tempat yang must visit disana..

Selama kurun waktu dua tahun saya dan suami berkunjung ke beberapa kota di Turki. Beberapa diantaranya adalah Istanbul. Izmir, Sakarya, Bolu, Duzce (kota mertua), Zonguldak, Konya, Denizli, Safranbolu, Kutahya, Eskisehir, dan Ankara tentunya (karena kami menetap di Ankara). 

Kami merekomendasikan menjelajahi semua kota hehehe. Kalau mau lihat kota yang paling islami, bisa berkunjung ke Konya. 

Di Konya kita bisa melihat makam ulama sufi terkenal Jallaluddin Rumi sekaligus melihat tarian sufi Turki yang sangat ikonik (diselenggarakan setiap malam minggu jam 7 malam dan gratis). 

Nah, Konya juga kota yang paling banyak gratisannya hehehe. Beberapa tempat wisata boleh dimasuki secara gratis, termasuk makam Rumi. 

Kalau mau melihat peninggalan sejarah yang diceritakan di 3 kitab suci kita bisa memilih Izmir, mengunjungi kota tua Efes serasa kembali ke zaman dahulu. Disana kita juga bisa menemukan rumah Siti Maryam (Ibunda nabi Isa A. S) dan gua yang dipercaya sebagai gua ashabul Kahfi. 

Sejatinya setiap kota di Turki memiliki landmarknya sendiri-sendiri. Jadi gak akan pernah bosen kalau jalan-jalan di turki.  Kamipun belum selesai sepenuhnya menjelajadi Ankara, ternyata tempat bersejarah di Ankara sangat banyak sekali. Semoga rencana kami menjelajadi seluruh Turki bisa terwujud! Aamiin!

Makanan Turki terfavorit Dea apa?

Couldnt say no Iskender Kebab!!! Awalnya ngerasa aneh. Makan daging tapi dicampur Yoghurt, tapi lama-lama kerasa enaknya. Must try kalo ke Turki. Variasi kebab terenak! 

Makanan lainnya adalah konya pidesi. Pide adalah pizza khas Turki, uniknya pide ini ukurannya sangat panjang dan rasanya nikmat! 

Satu lagi adalah kofte, perkedel Turki yang rasanya juara. Yang paling terkenal adalah sultan ahmet koftesi, tempatnya tak jauh dari Aya Sofia, sebenarnya untuk rasa sama saja. Mungkin karena sudah lama dan melegenda jadi kofte tersebut selalu ramai pengunjung (bahkan kadang waiting list).

Hal yang paling berkesan di Turki?

Ketika jalan-jalan ke Istanbul sama suami, disana saya nangis. Gak nyangka ucapan mimpi yang diulang-ulang bisa jadi kenyataan. 

Di hari itu juga saya bisa melihat Aya Sofia dan barang-barang peninggalan Nabi Muhammad di Topkapi palace. 

Saya nangis, terharu, merasa sangat dekat dengan Rosulullah. Saya juga nangis pas datang ke makam Ayub Al-Anshari. Sahabat Rosulullah yang dipilih Untanya untuk bermalam. Saya nangis, mau juga seperti beliau, diinapi manusia terbaik di dunia. Siapa yang mau nolak? Bahkan ada anak kecil yang meraung-raung kala itu ke Rosulullah. Saya merasa sangat terberkati sekali dengan itu, merasa Allah sangat baik sekali pada saya.

* * *

Membaca keseluruhan cerita Dea sejujurnya membuat hati saya bergetar, siapa sih yang nggak ingin impiannya terwujud? 🙂 pastinya harus disertai ikhtiar. 

Dreams don’t work unless you do.

Dari cerita Dea juga saya jadi tambah yakin bahwa Allah memeluk impian-impian kita, mungkin belum sekarang waktunya, atau Allah punya rencana yanh lebih indab, dan mimpi kita terwujud dengan cara yang tidak terduga, seperti Dea yang menjemput Cita-nya melalui Cinta-nya.

Terimakasih Dea Audia Santi dan Mustafa Kursun 🙂 So many beautiful and historical places in Turkey, hopefully I can go there with my family one day! Please pray for me.

Sama satu lagi, semoga kapan-kapan kita bisa jalan-jalan bareng yaa 😉 amiin.

Curious on how they met? Please kindly visit : mylongdistancestory.tumblr.com 

* * *

Klik link Cerita Ibu Muda lainnya disini:

1. Nunu, ilmuan Fisika Nuklir yang sedang menempuh program postdoctoral di Jepang, seorang Ibu juga istri. Simak bagaimana Nunu me-manage waktu untuk keluarga dan studi disini,

https://sundariekowati.wordpress.com/2017/01/15/meet-nunu-a-nuclear-physics-enthusiast-a-mother-wife/

2. Uma Hani, istri Dokter yang membangun interdependency dengan suami. Apa itu interdependency? Find out here,

https://sundariekowati.wordpress.com/2016/12/22/cerita-uma-hani-jadi-istri-dokter-membangun-inter-dependency-dengan-aba-fatiha/

3. Kamu Lulusan ITB? Kok Jadi Ibu Rumah Tangga?

https://sundariekowati.wordpress.com/2016/11/28/kamu-lulusan-itb-ko-jadi-irt/

4. “I Love Abu Dhabi“, Cerita Nana, jadi Mama-nya Auran plus resep easy baking. Nana adalah lulusan S2 ITB yang selama kuliah master pernah mengikuti program student exchange di Samyoung University Korea, kini Nana tinggal di Abu Dhabi dan memilih untuk mengurus anaknya sendiri. 

https://sundariekowati.wordpress.com/2016/10/17/i-love-abu-dhabi-cerita-nana-mama-nya-auran-juga-resep-baking/

5. Cici Butuh ‘Strong Why‘, saat mengajak 2 balitanya Itikaf di bulan Ramadhan. Simak tips-nya disini,

https://sundariekowati.wordpress.com/2016/06/30/cici-itikaf-bareng-duo-bocil-butuh-strong-why/

6. Cerita Iie (Dery Hefimaputri) Ramadhan, melahirkan dan Kuliah Gratis di Swedia. Disini Iie berbagi pengalamannya saat melahirkan di Swedia, pelayanan kesehatan disana, tentang parental leave, sistem pendidikan disana termasuk kuliah gratis di Swedia.

https://sundariekowati.wordpress.com/2016/06/29/ngobrol-sama-iie-dari-mulai-melahirkan-ramadan-dan-kuliah-di-swedia/

5 thoughts on “Cita dan Cinta Audia Kursun (Indonesian-Turkey Couple)

Leave a comment